almuhtada.org – Di tengah rutinitas yang padat, banyak dari kita menjalani hari dengan pikiran jenuh dan hati yang sering merasa lelah. Dalam kondisi tersebut, shalat seharusnya bukan hanya menjadi kewajiban, tetapi menjadi tempat kita untuk pulang. Ruang kecil untuk beristirahat, menenangkan diri, dan mereset batin.
Allah SWT berfirman: “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram.” (QS Ar Rad: 28) Ayat ini menegaskan bahwa ibadah, termasuk shalat adalah jalan utama untuk menemukan kedamaian.
Shalat adalah kesempatan untuk berhenti dari hiruk pikuk dunia. Ketika kita berdiri dan mengucapkan takbir, kita sebenarnya sedang memberi jeda kepada diri sendiri. Ditengah letihnya kehidupan, shalat bisa menjadi ruang healing paling lembut. Ketika kita mengadukan segala hal kepada Allah dalam doa, sebenarnya kita sedang melepaskan beban yang selama ini dipikul sendiri. Karena itu Rasulullah SAW menjadikan shalat sebagai penenang ketika beliau merasa gelisah. Shalat adalah tempat pulang untuk merendahkan hati.
Setiap bacaan dalam shalat membawa makna yang menenangkan. Ketika membaca Al-Fatihah, kita memohon petunjuk dan perlindungan. Ketika takbir, tahmid, dan tasbih, kita mengingat bahwa ada Dzat yang Maha Mengatur segala urusan. Shalat bukan sekedar melakukan gerakan, tetapi momen untuk mengingat Allah dengan sepenuh hati dan dari situlah lahir kedamaian.
Ketika kita menjadikan shalat sebagai sumber kedamaian, bukan hanya rutinitas, maka hati akan terasa lebih lapang, masalah terasa lebih ringan, dan hidup menjadi lebih seimbang. [] Isna Wahyu











