Cahaya Hidayah atau Cahaya Layar Ponsel : Saat Hati Lebih Nyaman di Dunia Maya

Seorang wanita begadang scroll media sosial hingga larut malam (pinterest-almuhtada.org)

Almuhtada.org –  “Mendengarkan kajian dan kultum 7 menit bilangnya ngantuk, tapi scroll sosmed 3 jam matanya seger. Masalahnya bukan di durasi, tapi di hati.”

Kalimat ini terasa menampar, karena begitu nyata di tengah kehidupan kita hari ini.

Kita hidup di zaman di mana hiburan lebih menarik daripada nasihat, dan cahaya layar lebih sering menyinari wajah kita daripada cahaya hidayah yang menyentuh hati.

Kajian dianggap membosankan, padahal isinya jalan menuju surga.

Sementara scroll sosmed dan dopamin dianggap lebih seru, padahal sering kali isinya membuat kita lupa diri dan lupa waktu.

Kita dengan mudah menunda mendengarkan nasihat, sulit meletakkan ponsel meski hanya sebentar bahkan ketika adzan mulai berkumandang.

Kita cenderung lebih memilih melanjutkan aktivitas kita daripada menyudahi sejenak untuk menunaikan kewajiban kita. Ini bukan soal waktu, tapi soal apa yang hati kita sukai.

Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)(HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).

Hadis ini mengingatkan bahwa hati adalah pusat segalanya.

Baca Juga:  Perlu diketahui !!Shalat bukanlah beban, melainkan jeda dari segala beban dunia!!

Bila hati kita condong pada dunia, maka nasihat terasa berat.

Tapi bila hati condong pada Allah, maka ibadah terasa nikmat. Itulah sebabnya seseorang bisa kuat begadang berjam-jam di depan layar, tapi sulit bertahan lima menit saat mendengar ayat atau hadis.

Allah Ta’ala berfirman:

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an, ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad: 24)

Ayat ini menunjukkan bahwa masalah sebenarnya bukan pada Al-Qur’an atau kajian yang membosankan, tapi pada hati yang terkunci oleh cinta dunia.

Kita sering sibuk dengan dunia maya, sampai lupa bahwa ada dunia nyata yang menunggu di akhirat.

Cahaya layar memang menarik  dan menghibur.

Tapi cahaya hidayah jauh lebih indah, karena menerangi hati dan menuntun langkah kita menuju surga.

Sayangnya, banyak di antara kita yang menukar cahaya itu dengan sesuatu yang fana.

Kita memilih notifikasi ponsel daripada panggilan adzan, memilih scroll komentar daripada membuka Al-Qur’an.

Padahal, waktu yang kita habiskan di dunia maya akan kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah.

Setiap scroll, setiap klik, setiap detik yang lewat tanpa manfaat semuanya akan menjadi saksi.

Jika hari ini hati terasa keras dan nasihat terasa hambar, mungkin bukan karena kurangnya kajian, tapi karena terlalu banyak dunia yang mengisi hati.

Maka, mulailah dari hal kecil yaitu dengan mengurangi waktu yang tidak bermanfaat, dan isi dengan sesuatu yang menumbuhkan iman.

Baca Juga:  Memantaskan Hati untuk Terus Istiqomah

Buka kajian walau sebentar, dengarkan ayat walau satu menit, karena hidayah sering datang dari hal-hal yang sederhana.

Jangan sampai kita tukar cahaya hidayah dengan cahaya layar HP.

Sebab, cahaya layar hanya menerangi mata sementara cahaya hidayah menerangi jalan menuju surga.

Semoga hati kita selalu Allah lembutkan, agar lebih mudah menerima nasihat daripada hiburan, lebih cinta pada cahaya iman daripada cahaya layar, dan lebih betah di majelis ilmu daripada tenggelam dalam dunia maya yang melalaikan. [Fitri Novita Sari]

Related Posts

Latest Post