almuhtada.org – Kalimat basmalah merupakan salah satu kalimat thoyibah yang banyak diucapkan dan dituliskan. Salah satu contohnya adalah dalam mushaf Al-Quran yang berada di setiap awal suratnya ada kalimat basmalah, kecuali surat At-Taubah.
Apabila diperhatikan kembali, ada perbedaan penulisan antara huruf ba yang ada di awal kalimat basmalah dengan huruf ba yang ada di awal lafadz lain. Apakah perbedaan dengan lafadz lain?
Coba perhatikan kalimat basmalah dengan kalimat
فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيْمِࣖ ٩٦
Khususnya pada beberapa khot seperti kufi, sulus, naskhi, dan maghribi. Namun, tidak terpengaruh pada khot riqa dan farisi.
Penulisan basmalah sebenarnya menghapus 3 alif yang seharusnya ada pada bismi.
Pada lafadz yang sebenarnya dipenggal menjadi “bi” dan “ismi”. Seharusnya ada alif di ba setelah ismi seperti pada penggalan ayat surat Al-Waqiah di atas.
Selanjutnya adalah alif hilang pada lafadz Allah.
Pada lafadz Allah seharusnya ada alif di lam yang kedua (sebelum ha).
Hal ini karena lafadz Allah banyak diucapkan maupun ditulis. Maka dari itu, pada pembacaannya tetap sepanjang 2 harakat.
Terakhir pada kata Ar-Rahman, yaitu alif setelah huruf mim.
dari Ar-rahman sama juga dengan lafadz Allah. Tetapi pada pengucapan juga tetap dianggap ada sehingga tetap dibaca dua harakat.
Sebenarnya pada khot yang sudah disebutkan tadi, penulisan ba pada basmalah dituliskan sedikit lebih tinggi.
Ukuran depan dari ba tersebut setara dengan setengah ukuran huruf alif.
Peninggian dari awalan huruf ba juga terdapat pada kata
بِسْمِ اللّٰهِ مَجْرٰ۪ىهَا وَمُرْسٰىهَا
Pada kalimat ini juga memiliki tinggi yang sama pada awal huruf.
Peninggian dari awalan ba tersebut karena menggantikan adanya alif yang seharusnya ada pada bismi.
Lalu, peninggian ini juga dikarenakan huruf ba ini merupakan awalan dari ayat Al-Quran pertama. Jadi peninggian ini juga bentuk takzim pada awalan tersebut.
Selain memiliki penulisan yang memiliki makna dan maksud tersendiri. Ada alasan lain dalam penulisannya.[]Shofiyatul Afiyah