Almuhtada.org – Siapa yang pernah berjuang layaknya Nabi Ibrahim A.S. untuk mencari Tuhannya? Pada dasarnya, manusia memiliki satu kecenderungan yang sama, yaitu mencari Tuhan.
Dalam perjalanan hidupnya, manusia ingin selalu menemukan makna keberadaan dirinya sendiri.
Namun, dalam perjuangan mencari makna hidup, ia harus terlebih dahulu merenungi siapa yang menciptakannya.
Sejarah membuktikan bahwa peradaan manusia selalu menghadirkan bentuk penghambaan.
Otak manusia yang terus berkembang dan bersamaan dengan itu agama hadir sebagai jalan untuk dijadikan pegangan serta arah hdup.
Lajunya arus materialisme dan ateisme, banyak manusia tetap merasakan adanya kekosongan tanpa ada aspek spiritual.
Hingga akhirnya Islam hadir sebagai obat penenang jiwa (Syifa’).
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.” (QS. Ar-Rum: 30).
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl: 78).
Kedua ayat tersebut menegaskan bahwa manusia hadir tanpa pengetahuan. Sehingga bisa disebut manusia terlahir dalam keadaan bodoh.
Namun, Allah ta’ala tidak sejahat itu, manusia tetap dibekali potensi untuk tetap hidup.
Dalam konteks potensi bisa juga memiliki konteks kemampuan mengenal Tuhan.
Dari ayat di atas, akan menjadi evaluasi penting dalam diri kita.
Tugas manusia adalah menjaga fitrah agar tetap lurus.
Hal tersebut bisa diupayakan dengan menuntut ilmu, ibadah yang ikhlas dan berkumpul di lingkungan yang positif.
Dengan begitu, manusia tidak sekadar mencari makna hidup, tetapi juga menemukan sumber ketenangan yang sesuai jalan.[]Lailia Lutfi Fathin