almuhtada.org – Setiap kali membuang hajat, seorang muslim diwajibkan beristinja atau membersihkan sisa najis dari tubuhnya. Pada umumnya, bersuci dilakukan dengan menggunakan air. Hal ini sudah menjadi naluri sejak kecil dan telah dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW bersabda sebagaimana diriwayatkan Anas RA:
كَانَ رَسُوْلُ الله صَلىَّ الله عليه وسَلَّمَ يَدْخُلُ الْخَلاَءَ فَأَحْمِلُ أَنَا وَغُلَامٌ نَحْوِي إِدَاوَةً مِنْ مَاءٍ وعَنَزَةً فَيَسْتَنْجِي بِالْمَاءِ. (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)
Artinya:
“Bilamana Rasulullah SAW masuk ke kamar kecil untuk buang hajat, maka saya (Anas RA) dan seorang anak seusia saya membawakan wadah berisi air dan satu tombak pendek, lalu beliau istinja dengan air tersebut.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Namun, Islam juga memberi keringanan. Jika air tidak tersedia, istinja dapat dilakukan dengan menggunakan benda padat yang suci serta dapat membersihkan, seperti batu, kayu, daun, atau tisu. Syaratnya, benda tersebut bukan makanan dan bukan sesuatu yang dimuliakan, misalnya buku.
Dalil mengenai kebolehan ini juga disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukhari:
أَتَى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّمَ الْغَائِطَ فَأَمَرَنِي أَنْ آتِيَهُ بِثَلَاثَةِ أَحْجَارٍ، فَوَجَدْتُ حَجَرَيْنِ ولَمْ أَجِدْ ثَالِثًا. فَأَتَيْتُهُ بِرَوْثَةٍ، فَأَخَذَهُمَا وَأَلْقَى الرَّوْثَةَ، وَقَالَ: إِنَّهَا رِجْسٌ
Artinya:
“Suatu ketika Nabi SAW buang air besar, lalu memerintahkan saya agar membawakannya tiga batu. Kebetulan, saya hanya menemukan dua batu dan tidak menemukan satu batu lagi. Lalu saya mengambil kotoran binatang (yang sudah kering). Beliau pun mengambil kedua batu tersebut dan membuang kotoran binatang yang saya berikan. Bersabda, ‘Sesungguhnya kotoran binatang itu najis’.” (HR. Bukhari) – (Al-Asqalani, Bulûghul Marâm, Juz I, Halaman 122).
Kesimpulannya, istinja dengan air adalah cara utama yang dianjurkan, namun dalam kondisi tertentu diperbolehkan menggunakan benda padat yang suci dan mensucikan. Islam memberikan kemudahan agar kebersihan tetap terjaga tanpa memberatkan umatnya. [] Dani Hasan Ahmad