Seberapa Pentingkah Memahami Logical Fallacy?

(Freepik.com - almuhtada.org)

almuhtada.org – Perkembangan zaman membawa perubahan yang sangat signifikan dalam cara manusia mengakses dan menyebarkan informasi. Jika dahulu penyebaran berita terbatas pada media cetak dan siaran, kini dengan hadirnya internet dan teknologi digital, informasi dapat tersebar luas hanya dalam hitungan detik.

Media sosial menjadi ruang utama bagi masyarakat untuk menyampaikan opini, berdebat, maupun berbagi informasi. Namun, kemudahan ini tidak hanya menghadirkan manfaat, tetapi juga membuka celah munculnya persoalan baru, salah satunya adalah maraknya kesalahan berpikir atau logical fallacy.

Logical fallacy adalah kesalahan dalam penalaran yang membuat suatu argumen tampak benar dan meyakinkan, padahal sesungguhnya cacat secara logika. Di era banjir informasi seperti saat ini, logical fallacy sering digunakan oleh pihak tertentu untuk menggiring opini publik, mengaburkan fakta, atau bahkan mengalihkan isu.

Sayangnya, masyarakat kerap menerima begitu saja informasi yang beredar di media sosial tanpa menelusuri kebenarannya. Tidak jarang, hanya karena sebuah akun memiliki banyak pengikut atau dukungan dari publik figur tertentu, berita yang belum terverifikasi pun langsung dianggap benar dan bahkan disebarkan kembali.

Fenomena ini jelas berbahaya. Ketidakmampuan masyarakat dalam mengenali logical fallacy membuat mereka mudah dimanipulasi oleh retorika yang tampak meyakinkan dari luar, tetapi sebenarnya kosong dari substansi. Akibatnya, kemampuan berpikir kritis terhambat, dan ruang diskusi publik menjadi dipenuhi argumen-argumen semu yang lebih mengedepankan emosi daripada rasionalitas.

Baca Juga:  Umat Muslim Wajib Tahu! Berikut Kumpulan Tanda-Tanda Datangnya Malam lailatul Qadar

Oleh karena itu, memahami logical fallacy sangat penting, terutama bagi kalangan akademisi dan mahasiswa. Kemampuan ini akan membantu kita membedakan antara argumen yang benar dan argumen yang menyesatkan.

Dengan demikian, kita tidak hanya menjadi konsumen informasi yang pasif, tetapi juga mampu bersikap kritis, menimbang setiap pendapat, serta mengambil keputusan berdasarkan penalaran yang sehat. Kesadaran terhadap logical fallacy juga dapat memperkuat kualitas demokrasi, karena masyarakat yang kritis akan lebih sulit dipengaruhi oleh propaganda maupun manipulasi opini.

Singkatnya, memahami logical fallacy bukan hanya sekadar keterampilan intelektual, melainkan juga kebutuhan mendesak di era digital. Dengan pemahaman yang baik, masyarakat dapat menjaga diri dari jebakan argumen semu, sekaligus membangun budaya diskusi yang lebih sehat, rasional, dan bermanfaat.[]Ahmad Firman Syah

 

Related Posts

Latest Post