almuhtada.org – Kematian adalah realitas yang pasti bagi setiap manusia, Kematian bisa saja datang dari 1000 jalur dan tidak memandang umur baik balita, muda, dewasa maupun tua serta tidak diketahui kapan datangnya.
Lalu apa pengertian kematian?
Pengertian Kematian
Kematian adalah saat hubungan jasad dan roh terputus yang di mana seorang yang telah meninggal tidak bisa kembali ke alam dunia dalam keadaan seperti semula.
Hanya saja berpindah tempat (ghaib) tetapi masih bisa mendengar dan mengetahui aktivitas keluarganya di dunia.
Hal tersebut dikutip dari detikhikmah dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh“ Ulama Syafi’iyah, Sayyid Sabiq, dalam kitab Fiqh Sunnah-nya mengatakan, pada hakikatnya orang yang sudah meninggal dunia dapat mendengar tangisan keluarganya dan mengetahui perbuatan yang mereka lakukan. Hal ini bersandar pada sejumlah hadis yang salah satunya diriwayatkan Ibnu Jarir dari Abu Hurairah RA,
“Sesungguhnya amal kalian akan ditampakkan pada keluarga kalian yang sudah meninggal dunia. Jika mereka melihat perbuatan yang baik, mereka akan berbahagia. Dan jika mereka melihat perbuatan yang buruk, mereka merasa sedih dan gelisah.”
Dasar hukum kematian
Konsep kematian ini diperkuat oleh firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Ankabut ayat 59
كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ ثُمَّ اِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ٥٧
Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Kemudian, hanya kepada Kami kamu dikembalikan.
Dari ayat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kematian adalah suatu takdir yang sudah jelas faktanya dan tidak dapat diganggu gugat.
Karena kematian adalah takdir yang pasti, maka ada beberapa adab yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut :
Adab mendengar orang meninggal
– Hendaklah mengucapkan انّاالله وانّااليه راجعون
-Bergegas menyampaikan belasungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan.
-Mendoakan jenazah agar diampuni dosa-dosanya dan diberi tempat terbaik di sisi Allah.
-Menghibur keluarga yang berduka dengan mengingatkan mereka akan kesabaran dan pahala.
Makna kematian begitu dekat dan merupakan rahasia Allah semata. Lantas, apa yang sudah kita persiapkan untuk menghadapi takdir ini?”
Maka, marilah kita memperbanyak mal saleh sebagai bekal sebelum datangnya kematian yang pasti.
(Azizah Fiqriyatul Mujahidah)