Benarkah Proporsi Depresi Tergantung pada Kondisi Ekonomi?

Screenshot PDF dari Website Kementerian Kesehatan RI

almuhtada.org – Jika kita melihat data yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2023, di bagian Proporsi Depresi Anak Muda berdasarkan Status Ekonomi, yang paling tinggi angkanya justru anak muda dengan status ekonomi teratas, alias konglomerat yakni sebesar 2,2%, disusul ekonomi menengah sebesar 2,0%, menengah atas 1,9%, terbawah 1,8%, dan menengah bawah 1,7%.

Artinya apa, sih? Kekayaan, hidup berkecukupan, dan serba enak itu tidak lantas menjadikan mental kita baik-baik saja.

Bisa  kita lihat bukti ilmiahnya loh di atas. Ternyata orang yang demikian malah paling tinggi angkanya.

Terkadang, ketika sedang futur iman, terpikirkan “sepertinya enak jika jadi orang kaya. Mau beli apa-apa mampu, bisa melakukan apa saja semau kita, liburan tanpa mikir keuangan, dan tidak perlu repot-repot cari beasiswa demi bisa kuliah”.

Tapi, apakah benar menjadi kaya lantas menghilangkan peluang depresi? Padahal, banyak dari mereka justru lebih rentan terkena depresi.

Terus, penyebab depresi yang dialami mereka apa? Salah satunya karena tuntutan. Entah di bidang akademik, karir, dan lain sebagainya.

Orang-orang kaya pasti menginginkan generasi penerusnya bisa mempertahankan status quo. Tidak mungkin mereka ingin nasibnya stagnan tanpa ada peningkatan.

Itulah mengapa tidak jarang di drama atau film tentang orang-orang kaya, mereka cenderung hidupnya disetir untuk menjadi sosok yang diharapkan keluarga.

Dampaknya apa? Mereka tidak memiliki kebebasan untuk menentukan nasib dan menjalani passionnya yang dianggap tidak sesuai dengan visi misi keluarga.

Baca Juga:  Berhenti Mengejar Sempurna, Mulailah Menerima

Intinya, segala sesuatu pasti ada konsekuensinya. Entah itu konglomerat, orang biasa, hingga orang miskin sekalipun.

Semuanya pasti punya peluang depresi dengan faktor dan penyebab yang berbeda-beda.

Kita juga perlu memahami, bahwa beban yang berat tidak selalu menimbulkan depresi.

Karena, pada dasarnya depresi adalah cara merespon kita terhadap masalah.

Bisa juga orang yang sebenarnya bebannya kecil tapi sangat mudah depresi.

Pada akhirnya, kadar depresi itu tergantung cara kita menyikapi masalah. Kuncinya, jangan terlalu fokus pada masalah, tapi fokus ke solusi.

Masalah tidak akan selesai jika kita hanya nangis, tantrum, tanpa bergerak untuk mencari jalan keluar. Karena sebagaimana Firman Allah, “setiap kesulitan pasti ada kemudahan.”

Tidak mengapa jika ingin nangis. Memang kodratnya manusia adalah makhluk yang lemah. Yang penting, setelahnya kita bangkit dan berusaha memperbaiki semuanya.

Oke? You are great if you dare to rise from adversity. [] Hanum Salsabila Mahasantri Angkatan 6 PRM

Related Posts

Latest Post