almuhtada.org – Di zaman sekarang, sangat mudah kita menemukan tokoh publik yang menjadi idola. Ada artis yang sangat populer, atlet yang memiliki prestasi luar biasa. Influencer yang punya jutaan pengikut, bahkan pengusaha sukses yang bisa menginspirasi banyak orang.
Mereka memang punya sisi yang mengagumkan, tapi apakah mereka benar-benar pantas menjadi panutan terbaik dalam hidup kita?
Faktanya, tidak semua tokoh idola mampu menjadi contoh yang benar-benar baik. Karena ada satu sosok yang jauh lebih layak untuk kita tiru, yaitu Rasulullah Muhammad SAW .
Beliau bukan hanya sekadar panutan, tapi bukti nyata bagaimana manusia ideal seharusnya hidup.
Mulai dari hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari hingga keputusan besar dalam memimpin, setiap tindakan Rasulullah penuh makna dan menjadi contoh yang baik.
Tulus, bukan sekadar pencitraan
Berbeda dengan banyak orang yang berbuat baik hanya untuk dilihat orang, Rasulullah selalu tulus dalam berbuat baik.
Sejak kecil, beliau dikenal jujur hingga mendapat julukan “Al-Amin”. Saat dihina dan dilempari batu di Thaif, beliau tidak balas dendam. Justru, beliau mendoakan agar orang-orang itu diberi hidayah.
Bahkan, ada seorang nenek yang setiap hari melempar sampah di depan rumah beliau. Ketika nenek itu sakit, Rasulullah justru datang mengunjunginya. Ketulusannya membuat nenek itu terharu hingga akhirnya masuk Islam.
Pemimpin yang sejati
Kalau ada pemimpin yang benar-benar adil, tanpa ada gimmik dan pencitraan, itu adalah Rasulullah.
Beliau tidak pernah membeda-bedakan manusia, baik kaya maupun miskin, bangsawan atau biasa. Ketika ada seorang wanita berstatus tinggi yang mencuri, banyak orang ingin dia dibebaskan.
Tapi Rasulullah berbicara tegas, “Kalau Fatimah binti Muhammad mencuri, aku sendiri yang akan memotong tangannya.” Bahkan, saat membangun Masjid Nabawi, beliau tidak hanya memerintah, tetapi ikut langsung mengangkat batu bersama para sahabat. Sederhana, adil, dan tulus itulah kepemimpinan sejati.
Sahabat yang setia
Rasulullah juga seorang sahabat yang tidak akan meninggalkan temannya dalam kesulitan.
Saat hijrah bersama Abu Bakar, mereka bersembunyi di Gua Tsur. Abu Bakar merasa takut, tapi Rasulullah menenangkannya dengan berkata, “Jangan sedih, Allah bersama kita.” Ada juga kisah Jabir, sahabat yang kesulitan ekonomi setelah ayahnya gugur dalam perang. Rasulullah tidak hanya memberi nasihat, tetapi juga memberi bantuan nyata membeli unta Jabir dengan harga tinggi lalu mengembalikannya. Inilah wujud sahabat sejati.
Tangguh menghadapi ujian
Sejak lahir, hidup Rasulullah penuh tantangan. Beliau yatim, lalu menjadi piatu di usia enam tahun. Sejak kecil beliau bekerja keras, menggembala kambing hingga menjadi seorang pedagang sukses karena kejujurannya.
Dalam menyebarkan agama, beliau tidak jarang dihina, diusir, bahkan dilempari kotoran. Namun beliau tetap sabar dan tekun memperjuangkan kebenaran. Mental baja inilah yang membuat Islam berkembang sampai hari ini.
Karena itu, jika kita mencari panutan sejati, jawabannya jelas yaitu, Rasulullah Muhammad SAW.
Beliau bukan hanya sekadar idola, tapi teladan sepanjang masa, sosok nyata yang menunjukkan bagaimana hidup dengan berakhlak dan beriman.
Amalan dan Kebiasaan Rasulullah yang bisa kita teladani yakni sebagai berikut.
- Shalat malam (Tahajud)
- Puasa sunnah (Senin-Kamis, Ayyamul Bidh)
- Dzikir dan istighfar setiap hari
- Sedekah rutin, walau sedikit
- Membaca dan mengamalkan Al-Qur’an
- Menjaga silaturahmi dan akhlak
- Hidup sederhana, hati selalu bersyukur
- Selalu tersenyum dan menebar kebaikan
- Berwudu sebelum tidur
- Kalau dipanggil, beliau selalu menoleh dengan seluruh tubuhnya.
- Ga pernah motong omongan orang.
- Jaga kebersihan diri dan lingkungan.
- Ga pernah mencela makanan.
- Makan pakai tangan kanan, ga sambil bersandar.
- Tidur miring ke kanan, tangan di bawah pipi.
- Balas salam dengan lebih baik.
- Hindari debat yang ga ada manfaatnya.
- Kalau jabat tangan, ga melepaskannya sebelum orang lain menarik tangannya.
- Selalu hormatin tamu dan ngasih pelayanan terbaik.
- Sayang dan suka bercanda sama anak-anak.
- Janji selalu ditepati.
- Bantu pekerjaan rumah.
- Dahulukan yang kanan saat pakai sandal atau baju.
- Tutup mulut kalau bersin.
- Ga mempermalukan orang lain, bahkan saat menegur seseorang.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ ٢١
Laqad kâna lakum fî rasûlillâhi uswatun ḫasanatul limang kâna yarjullâha wal-yaumal-âkhira wa dzakarallâha katsîrâ
Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah. [Nadjua Maulida Syahra]