Mengenal Pendiri Sekolah Islam Khusus Perempuan Pertama di Indonesia

Ilustrasi Muslimah sekolah (freepik.com - almuhtada.org)

almuhtada.org – Ibu adalah madrasah pertama bagi anaknya, hal tersebut merupakan bukti bahwa pendidikan sangatlah penting bagi para perempuan, supaya dapat memenuhi peran dan kewajiban mereka dalam dunia pendidikan, maka sangat penting pula untuk terus belajar dan mengembangkan diri.

Rahmah El Yunusiyah seorang wanita dari Padang yang lahir pada Jum’at 29 Desember 1900 M, bertepatan 1 Rajab 1318 H. Ia adalah seorang inspirator dan motivator wanita dari Minangkabau. Dengan kerja kerasnya untuk belajar dan mengembangkan diri, Rahma akhirnya dapat mendirikan sekolah yang diberi nama Madrasah li Banat (sekolah khusus puteri) pada tanggal 1 november 1923 M.

Cara belajar disana, menggunakan sistem halaqah yaitu para murid duduk di lantai dengan posisi mengelilingi gurunya yang menghadap meja kecil, seperti sistem yang digunakan di masjidil haram.

Setelah beberapa tahun bekerja, sekolah ini memiliki gedung sendiri dengan bantuan para guru dan murid.

Rahmah tidak mau menerima subsidi dari Belanda karena takut pendidikan yang sudah ia bina akan dibelokkan jika harus berada di bawah pengawasan Belanda.

Selain itu, Rahmah juga menolak bantuan dari kaum pria pada saat sekolahnya membutuhkan dana ketika terjadi gempa bumi tahun 1926.

Penolakan bantuan yang dilakukan oleh Rahmah semata-mata untuk membuktikan bahwa perempuan juga bisa melakukan hal yang dilakukan oleh laki-laki.

Bahkan pada masa Jepang datang, Rahmah juga mengungsikan muridnya dari serbuan Jepang dengan kemampuannya sendiri.

Baca Juga:  Inilah Adab Memberi dalam Islam yang Harus Kamu Perhatikan

Pada saat berita proklamasi kemerdekaan Indonesia sudah terdengar oleh Rahmah, beliau langsung menjadi orang pertama yang mengibarkan bendera merah putih di sekolahnya.

Rahmah sempat dipenjara oleh Belanda setelah revolusi kemerdekaan dan dibebaskan pada tahun 1949 setelah kedaulatan Indonesia sudah diakui.

Diniyah putri yang dibuat oleh Rahmah berkembang dengan pesat sehingga mendapat perhatian dari beberapa tokoh pendidikan, pemimpin, dan tokoh agama dari luar negeri.

Rahmah bercita-cita mendirikan Perguruan Tinggi Islam khusus untuk wanita. Cita-citanya ini sudah terlaksana.

Ketika beliau wafat, Diniyah Puteri telah memiliki perguruan tinggi dengan satu fakultas (Fakultas Dirasah Islamiah).

Pada tahun 1957 beliau mendapatkan gelar “Syekhah” yang berarti guru perempuan dari Senat Guru Besar Universitas al-Azhar, Mesir.

Makam Rahmah El Yunusiyah terletak di sisi barat Asrama Diniyah Puteri yang beliau dirikan.

Makam ini berada pada areal pemakaman keluarga.

Pada jiratnya sisi timur bertuliskan “Di sini Beristirahat Ibu Kita, H. Rahmah El Yunusiyah Pendiri dan Pemimpin Diniyyah Puteri dan KMI, Lahir 1 Rajab 1318 H, Wafat 10 Zulhijjah 1388”.

Sekian sedikit cerita mengenai sang pahlawan pendiri dan pemimpin sekolah diniyah pertama khusus perempuan di Indonesia. Semoga bermanfaat, wallahu a’lam. []Shofiyatul Afiyah

Related Posts

Latest Post