Inkuisisi Spanyol: Ketika Umat Muslim Dipaksa Pindah Keyakinan

Ilustrasi kaum Moriscos selama inkuisisi Spanyol terjadi (pixabay.com - almuhtada.org)

almuhtada.org – Iman merupakan landasan yang paling krusial dalam agama Islam, bahkan sering kali dikonotasikan sebagai pondasi dari sebuah bangunan. Tanpa Iman, muslim tentunya tidak akan dapat mengakui dirinya sendiri sebagai seorang muslim.

Apa Itu Inkuisisi?

Inkuisisi awalnya merupakan kata yang mendeskripsikan peradilan gerejawi, khususnya peradilan dalam gereja Katolik dalam rangka menginvestigasi, menghakimi, serta menghukum penyimpangan dalam Agama Katolik agar ajaran Katolik tetap murni menurut ortodoks.

Namun dalam perjalanannya, sistem ini malah melahirkan banyak kekerasan yang berujung kepada pelanggaran HAM.

Sistem ini pada awalnya menargetkan kaum Conversos (Yahudi yang masuk Katolik) dan kaum Moriscos (Muslim yang masuk Katolik) yang masuk secara sukarela karena keuntungan secara ekonomi. Mereka ditarget karena dikhawatirkan masih melakukan praktik-praktik agama dahulu mereka secara sembunyi-sembunyi.

Orang-orang ini kemudian ditangkap, lalu dipaksa untuk mengakui kesesatan mereka dalam menjalankan agama Katolik. Apabila mengaku, mereka harus menjalani masa persistensi yang berat. Apabila mereka mengaku ketika sedang disiksa, mereka akan dipenjara seumur hidup.

Apabila mereka tidak mengaku sama sekali, maka mereka akan dibakar hidup-hidup (Relajado en Persona) dan harta benda mereka akan jatuh ke dalam kuasa negara.

Sejarah Inkuisisi Spanyol

Inkuisisi Spanyol berakar dari upaya reconquista (Perebutan kembali tanah Iberia oleh kerajaan-kerajaan Kristen) yang saat itu tengah berlangsung semenjak Dinasti Umayyah menganeksasi hampir seluruh Semenanjung Iberia.

Baca Juga:  Pentingnya Sikap Husnudzon kepada Allah SWT di Setiap Keadaan!

Semangat Reconquista mendorong para penguasa Kristen untuk bertindak, termasuk Ferdinand II dari Aragon dan Isabella I dari Kastila. Pernikahan mereka berhasil menyatukan kedua kerajaan tersebut menjadi satu kekuatan besar.

Mereka kemudian meminta kepada Paus Sixtus IV untuk menerbitkan dekrit yang memutuskan pendirian inkuisisi serta agar mereka dilimpahi kewenangan menjadi eksekutor inkuisisi.

Inkuisisi ini berjalan dari tahun 1478-1492 dan telah berhasil menyengsarakan banyak moriscos dan conversos sambil menumpuk keuntungan yang besar karena penyitaan aset bagi mereka yang tidak mau mengaku.

Selanjutnya, pada tahun 1492, Spanyol mengambil langkah yang besar dengan menambah target inkuisisi. Muslim dan Yahudi yang sebelumnya tidak pernah berpindah ke Katolik mulai dipaksa untuk memilih meninggalkan keyakinan mereka lalu masuk agama Katolik atau meninggalkan Spanyol.

Total rangkaian inkuisisi ini terjadi selama 356 tahun lamanya sampai kemudian diakhiri pada tahun 1834 oleh Ratu Isabella II yang merasa bahwa hubungan Spanyol dan gereja yang terlalu kuat telah mengisolasi kekuatan Spanyol, sementara kerajaan-kerajaan lain di Eropa telah memisahkan urusan kerajaan dengan urusan gereja.

Sejarawan masih memperdebatkan jumlah pasti korban inkuisisi, namun satu hal yang pasti, bahwa inkuisisi ini telah menciptakan banyak penderitaan kepada umat Muslim dan Yahudi kala itu melalui diskriminasi, pemaksaan hak dalam beragama serta kesulitan ekonomi. [Moh. Zadidun Nurrohman]

Related Posts

Latest Post