Ketika Tanggung Jawab Menjadi Beban Emosi

Ilustrasi orang yang diberi beban tanggung jawab (pixabay.com - almuhtada.org)

almuhtada.org – Menjadi pribadi yang terbiasa bertanggung jawab seringkali membawa kebanggaan tersendiri bagi kita. Ada rasa puas tersendiri jikalau mampu melaksanakan Amanah dengan baik, memenuhi harapan, ataupun menyelesaikan tugas tanpa merepotkan dan menyusahkan orang lain.

Akan tetapi, tahukah kalian bahwasanya dibalik itu semua ada sisi emosional yang tak banyak dibicarakan, yaitu rasa marah, kecewa, maupun kesal ketika melihat orang lain yang dengan mudahnya mengabaikan rasa tanggung jawab. Mengapa hal ini bisa begitu mengusik?

Orang yang biasa bertanggung jawab, biasanya tumbuh dengan nilai disiplin, kejujuran, dan penuh dengan dedikasi. Mereka terbiasa tidak hanya mengerjakan sebuah tugas, melainkan memaknainya sebagai bentuk komitmen terhadap dirinya sendiri dan orang lain.

Makanya, ketika mereka melihat sikap abai, tidak serius, atau semaunya sendiri dari orang lain, muncul benturan nilai yang menciptakan rasa frustasi. Bukan karena ingin mengatur atau merasa lebih baik dari orang lain. Akan tetapi, karena ada ketidaksesuaian yang sangat terasa mengganggu batin ini.

Marah dalam hal ini seringkali lahir bukan karena kita benci, melainkan hal itu merupakan bentuk rasa kepedulian terhadap orang lain.

Kita marah karena merasa sayang terhadap proses, terhadap tim, terhadap hasil yang seharusnya bisa lebih baik jikalau semua orang itu menunjukkan keseriusan yang sama. Sayangnya, rasa peduli tiu seringkali berubah menjadi beban, apalagi jika kita merasa berjuang sendiri.

Baca Juga:  Kemakmuran Dalam Islam : Pentingnya Menjadi Muslim yang Kaya dengan Disertai Tanggung Jawab

Disisi lain, penting juga menyadari bahwasanya tidak semua orang mempunyai kesadaran ataupun latar belakang yang sama dalam memandang sebuah tanggung jawab. Ada yang masih belajaar, ada yang punya beban lain yang mungkin kita tidak tahu, atau mungkin ada yang belum pernah dituntut untuk bertanggung jawab.

Menyadari perbedaan ini bukan berarti kita membenarkan sebuah kelalaian. Akan tetapi, membantu kita untuk tidak selalu terbakar emosi ketika standar yang kita pegang tidak diikuti orang lain.

Akhirnya, marah karena bertanggung jawab adalah bentuk kegelisahan hati yang ingin segalanya berjalan baik dan adil. Namun, mengelola rasa itu adalah bagian dari kedewasaan emosional.

Mungkin kita tidak bisa mengubah semua orang. Akan tetapi, kita bisa memilih untuk tetap menjalankan tanggung jawab kita dengan lapang, tanpa membiarkan kekecewaan menguasai hati. []MIRZALUL UMAM

 

Related Posts

Latest Post