almuhtada.org – Dalam sejarah peradaban Islam, terdapat sebuah lembaga keilmuan yang sangat terkenal dan berperan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dunia, yaitu Baitul Hikmah. Namun, tidak sedikit generasi muda saat ini yang belum mengenal nama tersebut, padahal pengaruhnya sangat besar terhadap kemajuan ilmu pengetahuan, baik di dunia Islam maupun Barat.
Baitul Hikmah atau merupakan pusat ilmu pengetahuan yang didirikan di kota Baghdad pada masa Kekhalifahan Abbasiyah, tepatnya pada masa Khalifah Harun ar-Rasyid dan mencapai puncak kejayaannya di masa pemerintahan Khalifah Al-Ma’mun (813–833 M). Lembaga ini bukan hanya berfungsi sebagai perpustakaan. tetapi juga sebagai pusat penerjemahan, riset, diskusi ilmiah, dan pendidikan yang terbuka bagi siapa saja yang haus akan ilmu pengetahuan.
Di tempat ini, para ilmuwan muslim menerjemahkan berbagai karya ilmiah dari bahasa Yunani, Persia, India, dan bahasa-bahasa lain ke dalam bahasa Arab. Proses penerjemahan ini bukan sekadar menyalin teks, tetapi juga mengembangkan dan memperluas isi ilmunya. Di antara tokoh-tokoh besar yang berkiprah di Baitul Hikmah adalah Al-Kindi, Al-Khawarizmi, Hunayn Ibn Ishaq, dan masih banyak lainnya. Kontribusi mereka menjadi pondasi penting bagi perkembangan ilmu matematika, astronomi, kedokteran, filsafat, dan sains modern.
Sayangnya, kejayaan Baitul Hikmah tidak berlangsung lama. Pada tahun 1258 M, Baghdad diserbu oleh pasukan Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan. Dalam tragedi itu, ribuan manuskrip dan buku berharga dihancurkan. Air Sungai Tigris disebut-sebut berubah warna menjadi gelap karena banyaknya tinta buku yang dibuang. Peristiwa ini menandai runtuhnya salah satu pusat ilmu terbesar dalam sejarah Islam.
Meski secara fisik Baitul Hikmah telah tiada, semangat keilmuannya patut terus dihidupkan. Dalam dunia yang serba digital ini, semangat keterbukaan terhadap ilmu, kolaborasi antar disiplin, dan penghargaan terhadap pengetahuan menjadi sangat relevan. Baitul Hikmah bukan sekadar bagian dari sejarah, tetapi simbol bahwa umat Islam pernah berada di garis depan dalam bidang keilmuan.
Mari jadikan semangat Baitul Hikmah sebagai inspirasi untuk terus menuntut ilmu, berbagi pengetahuan, dan membangun peradaban yang berlandaskan ilmu, etika, dan nilai-nilai Islam. (Nevia Anggriya Orvala)