Meneladani Adab Pergaulan Perspektif Al-Ghazâlî

Gambaran keluarga sedang berdoa sebelum makan (Pixabay.com-almuhtada.org)

Almuhtada.org – Manusia tidak bisa hidup tanpa berinteraksi dengan orang lain.

Dalam hubungan sosial, etika menjadi ukuran moralitas seseorang di dalam komunitas.

Islam datang sebagai agama yang mengatur segala aspek kehidupan, termasuk cara berinteraksi dengan orang lain.

Al-Ghazâlî dalam bukunya Bidâyat al-Hidâyah menekankan pentingnya etika sebagai cerminan iman.

Ia menyatakan bahwa etika adalah cabang dari pohon keimanan, sementara iman adalah akarnya.

Jika cabang tersebut tumbuh dengan baik, maka akarnya pasti akan kuat dan terhubung dengan tanah.

Etika menurut pandangan al-Ghazâlî tidak hanya berhubungan dengan relasi manusia dengan Tuhan, tetapi juga dengan orang tua, guru, sahabat, dan masyarakat.

Contohnya, seorang anak dianjurkan untuk menghormati orang tua, tidak membantah, serta tidak berjalan lebih dulu dari mereka.

Di hadapan guru, siswa semestinya bersikap rendah hati, meminta izin sebelum berbicara, dan tidak memotong penjelasan dari guru.

Ini menunjukkan rasa hormat terhadap pengetahuan dan pengajarnya.

Ketika memilih teman, Islam mengajarkan agar kita berteman dengan orang-orang yang saleh.

Dalam hadis disebutkan bahwa teman yang baik seperti penjual parfum, sedangkan teman yang buruk bagaikan pandai besi.

Teman dapat memengaruhi karakter dan masa depan seseorang.

Teman yang baik akan membantu dalam masa sulit, menjaga rahasia, memberi nasihat dengan tulus, dan tidak menyebarkan aib.

Al-Ghazâlî menekankan bahwa nilai sahabat terletak pada kualitas hubungan, bukan pada jumlahnya.

Baca Juga:  Role Model Sosok Ayah dari Kisah Nabi Nuh A.S

Di zaman sekarang yang penuh dengan penurunan moral, ajaran etika al-Ghazâlî menjadi solusi yang relevan.

Pendidikan etika sejak usia dini sangat penting untuk membentuk generasi yang berakhlak baik.

Oleh karena itu, orang tua dan pendidik seharusnya menjadi contoh utama.

Komunitas yang memiliki etika baik akan berkembang menjadi masyarakat yang kuat dan damai. Sebab sebenarnya, kemajuan tidak hanya diukur dari teknologi, tetapi juga dari akhlak yang terpelihara. Semoga bermanfaat![]Azizah Fiqriyatul Mujahidah

Related Posts

Latest Post