almuhtada.org – Hari Tasyrik merujuk pada tiga hari setelah Idul Adha, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Uniknya, Islam melarang umat Muslim berpuasa pada hari-hari tersebut.
Mengapa demikian? Yuk simak penjelasan berikut!
Apa Itu Hari Tasyrik?
Secara bahasa, kata “Tasyrik” berasal dari bahasa Arab شرق (syarq) yang berarti “matahari terbit” atau “menjemur di bawah sinar matahari timur.”
Pada zaman dahulu, masyarakat Arab memiliki kebiasaan untuk menjemur daging kurban agar bisa tahan lama. Proses ini dinamakan tasyrik, dan dari situlah hari-hari tersebut dinamakan Hari Tasyrik.
Mengapa Dilarang Berpuasa di Hari Tasyrik?
Islam melarang umatnya untuk berpuasa pada Hari Tasyrik. Larangan ini bersifat haram (dilarang secara syariat) berdasarkan hadis dan ijmaʿ (kesepakatan) para ulama.
Dalil terkait larangan puasa hari tasyrik yakni pada hadis berikut.
Rasulullah saw. bersabda yang artinya:
“Hari-hari Tasyrik adalah hari makan, minum, dan mengingat Allah.” (HR. Muslim no. 1141)
Hadis tersebut menunjukkan bahwa Hari Tasyrik adalah hari untuk bersyukur dan menikmati nikmat-nikmat Allah melalui makan atau juga minum, bukan untuk menahan lapar dan haus.
Dalam riwayat lain, Nabi Muhammad saw. juga bersabda yang artinya:
“Janganlah kalian berpuasa pada hari-hari ini, karena hari-hari itu adalah hari makan dan minum.” (HR. Bukhari no. 1997)
Amalan-Amalan yang Dianjurkan di Hari Tasyrik
Meskipun Islam melarang berpuasa pada hari tasyrik, masih terdapat ibadah lain yang sangat dianjurkan dilakukan selama Hari Tasyrik sebagai berikut.
- Memperbanyak Takbir dan Zikir
Anjuran untuk memperbanyak bacaan atau lantunan takbir pada Hari Tasyrik disampaikan oleh Imam Bukhari melalui riwayat dari sahabat Ibnu Umar dan Abu Hurairah yang rutin bertakbir pada hari-hari tersebut.
Selain itu, beliau juga meriwayatkan bahwa Muhammad bin Ali mengumandangkan takbir setiap kali selesai menunaikan shalat sunnah.
Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam penjelasannya mengutip pandangan Imam Abu Hanifah yang menyebutkan bahwa salah satu amalan utama di Hari Tasyrik adalah bertakbir setelah shalat.
Ibnu Bathal pun memberikan penjelasan dalam syarahnya atas Shahih Bukhari dengan mengutip pendapat Mahlab, yang menyatakan bahwa takbir merupakan ibadah paling utama di Hari Tasyrik. Bahkan, menurutnya, zikir berupa takbir pada hari-hari tersebut lebih utama dibandingkan pelaksanaan shalat sunnah.
- Menyembelih Hewan Kurban
Hari tasyrik sangat identik dengan penyembelihan hewan kurban. Syariat tersebut diberikan sebagai rasa syukur dan melatih umat Islam dalam meningkatkan rasa rida kepada Allah Swt. sebagaimana Nabi Ibrahim yang rela menyembelih putranya atas perintah Allah Swt.
- Melakukan Berbagai Amal Ibadah
Hari tasyrik adalah hari yang istimewa untuk beramal kepada sesama. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Bukhari dengan mengutip hadits diriwayatkan dari sahabat Ibnu Abbas ra:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَّ أَنَّهُ قَالَ مَا الْعَمَلُ فِي أَيَّامٍ أَفْضَلَ مِنْهَا فِي هَذِهِ
Artinya, “Dari sahabat Ibnu Abbas ra., dari Nabi Muhammad saw., ia bersabda, ‘Tidak ada amal pada hari-hari ini yang lebih utama dari padanya di hari-hari ini.” (HR Bukhari)
Hari Tasyrik merupakan momen istimewa dalam Islam yang menyeimbangkan antara ibadah, syukur, dan sosial. Larangan berpuasa pada hari-hari ini adalah bentuk kasih sayang Allah agar umat-Nya menikmati rezeki dan tidak membebani diri setelah ibadah besar seperti kurban dan haji.
Jadikan Hari Tasyrik sebagai momentum untuk berzikir, berbagi, dan bersyukur, serta mempererat hubungan dengan Allah dan sesama manusia. Semoga bermanfaat [Syukron Ma’mun]