almuhtada.org – Setiap amal yang dilakukan dengan niat yang ikhlas karena Allah SWT tidak akan pernah luput dari perhatian-Nya. Bahkan, sebuah ucapan sederhana yang lahir dari hati seorang hamba bisa menentukan nasibnya kelak di akhirat. Kisah berikut menunjukkan bahwa ketulusan dalam mengucap kalimat tauhid dapat menjadi perisai dari siksa neraka, meskipun seseorang masih dalam tahap awal mengenal ajaran Islam. Allah SWT berfirman:
فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ
Artinya: “Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya.” (Al – Zalzalah : 7)
Kisah ini dikisahkan dalam buku Kumpulan Kisah Teladan oleh Prof. Dr. HM Hasballah Thaib, MA, dan H. Zamakhsyari Hasballah, Lc, MA, Ph.D. Dahulu, di suatu masa yang telah berlalu, ketika musim haji tiba dan Padang Arafah dipenuhi oleh jamaah, ada seorang pria yang baru mengenal Islam. Ia termasuk orang-orang yang masih belajar memahami keimanan, tetapi telah terdorong untuk menunaikan ibadah haji.
Saat berada di Arafah, pria itu mengambil tujuh batu kecil dari tanah. Ia memandangi batu-batu tersebut dan berkata, “Wahai batu-batu, saksikanlah bahwa aku mengucapkan, Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya.” Setelah itu, ia berbaring dan tertidur, dengan batu-batu itu berada di bawah kepalanya.
Perlindungan dari Kalimat Syahadat
Dalam tidurnya, ia bermimpi seolah-olah hari kiamat telah terjadi. Ia melihat dirinya dibangkitkan, lalu seluruh amalnya diperiksa. Setelah semuanya dihitung, ia dinyatakan tidak layak masuk surga dan diarahkan menuju neraka.
Dengan pasrah, ia berjalan menuju salah satu pintu neraka. Namun, secara ajaib, batu-batu kecil yang pernah ia kumpulkan di Arafah muncul dan menghalanginya. Para malaikat penjaga neraka mencoba menariknya masuk, namun batu-batu tersebut terus menghambat mereka.
Ia kemudian mencoba mendatangi pintu neraka lainnya, satu demi satu, tetapi hasilnya tetap sama. Batu-batu itu senantiasa mengikutinya dan terus menghalanginya dari azab neraka.
Hingga akhirnya, ia sampai di pintu ketujuh neraka, dan sama seperti sebelumnya, batu-batu itu tetap melindunginya. Tak satu pun malaikat penjaga neraka berhasil menariknya masuk.
Kesaksian Diterima di Hadapan Arasy
Ia lalu dibawa naik ke langit ketujuh, menghadap ke hadapan Arasy. Di sana, terdengar suara Ilahi yang berfirman:
“Wahai hamba-Ku, Aku telah menyaksikan ucapan syahadatmu yang engkau lafazkan di Arafah. Aku tidak akan menyia-nyiakan kesaksian itu. Masuklah engkau ke dalam surga.”
Ketika ia mendekati pintu surga, pintu itu terbuka tanpa keraguan. Ternyata, kalimat syahadat yang ia ucapkan dengan sederhana dan penuh keikhlasan telah menjadi kunci yang membukakan rahmat Allah SWT. [] Risqie Nur Salsabila