almuhtada.org – Tanpa disadari, setiap orang memiliki harapan untuk mewujudkan apa yang ingin dicapai di masa depan. Namun, bagaimana cara mewujudkan harapan tersebut? Harapan bukanlah sesuatu yang dapat dibeli hanya dengan uang, melainkan harus diperjuangkan dengan penuh pengorbanan, melawan rasa malas, menghadapi kegagalan, serta yang paling penting, percaya pada kemampuan diri sendiri.
Jika kita kaitkan dengan kisah Nabi Ibrahim A.S., terdapat pelajaran luar biasa tentang harapan, perjuangan, dan kepercayaan kepada Allah SWT. Ketika Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah untuk meninggalkan istrinya, Sayidah Hajar, dan anaknya, Nabi Ismail A.S., di sebuah gurun tandus yang tidak memiliki air dan kehidupan, tentu hal tersebut bukanlah keputusan yang mudah. Dalam kondisi sangat sulit, Ismail kecil menangis karena kehausan dan ingin menyusu, namun Sayidah Hajar tidak mampu menyusui karena kehabisan air susu.
Dengan penuh kasih sayang dan keputusasaan, Sayidah Hajar berlari-lari antara Bukit Shafa dan Marwah untuk mencari air demi sang anak. Perjuangan itu dilakukannya sebanyak tujuh kali bolak-balik, meski tanpa hasil. Namun, beliau tidak menyerah. Ketika usaha lahiriah sudah dilakukan secara maksimal, Sayidah Hajar kemudian berserah diri dan berdoa kepada Allah SWT. Pada saat itu, Allah mengabulkan doanya dari bekas hentakan kaki Nabi Ismail A.S. yang diletakkan di tanah, keluarlah mata air yang jernih dan menyegarkan. Air itu kemudian dikenal dengan nama Air Zamzam, yang berarti “air yang berkumpul dan tenang”. Sampai hari ini, air tersebut tidak pernah habis meski telah diambil oleh jutaan orang dari seluruh dunia.
Kisah ini bukan sekadar sejarah keagamaan, namun juga mengajarkan kita bahwa harapan harus dibarengi dengan usaha dan keyakinan. Sayidah Hajar tidak langsung menyerah; beliau berusaha sekuat tenaga, lalu berserah kepada Sang Pencipta. Dari kisah itu, kita bisa belajar bahwa:
● Harapan bukan sekadar angan-angan, tapi sesuatu yang harus diperjuangkan.
● Ketika usaha tidak langsung membuahkan hasil, jangan menyerah.
● Doa dan keyakinan kepada Tuhan akan memperkuat langkah dalam mewujudkan cita-cita.
● Tidak ada yang mustahil selama kita mau mencoba dan terus berusaha.
Motivasi sejati lahir dari dalam diri sendiri. Harapan yang besar akan menjadi nyata jika kita berani menghadapi tantangan dan tidak cepat menyerah. Seperti Sayidah Hajar, jangan takut untuk berlari dan mencari solusi, meski jalan terlihat panjang dan berat. Yakinlah, setiap perjuangan pasti akan menemukan jalan, dan setiap harapan yang disertai usaha serta doa tidak akan sia-sia. [Azizah Fiqriyatul Mujahidah]