Ketika Pikiran Melayang, Dzikir Menjadi Penuntun

Pria yang mengemudikan mobil menggunakan satu tangan (freepik.com - almuhtada.org)

almuhtada.org – Teman-teman yang dirahmati Allah Swt., pernahkah kita menyadari betapa sering pikiran kita melayang kemana-mana?

Coba ingat, pada saat apa biasanya isi kepala kita mondar-mandir tanpa seizin kita?

Salah satu momen yang paling sering memunculkan kondisi ini adalah ketika sedang berkendara, baik sebagai pengemudi maupun penumpang.

Baca Juga:  Ternyata Ini Kunci Hidup Tenang Ala Ali bin Abi Thalib, Bikin Hati Nggak Gampang Lelah

Setiap orang memiliki ciri khas berbeda ketika berkendara.

Pada umumnya, orang akan memilih mendengarkan musik ketika sedang berkendara mobil.

Sebagian lainnya bernostalgia tentang masa kecil dan masa tertentu ketika sedang menikmati perjalanan.

Ada juga yang tiba-tiba mengingat sesuatu yang tadinya terlupakan, melihat pemandangan, atau barangkali ada yang termenung sampai tidur, jika posisinya sebagai penumpang.

Aktivitas berkendara yang kadang terasa monoton membuat otak kita mencari hal-hal untuk diingat atau direnungkan.

Akan tetapi, diantara semua itu, ada hal bermakna yang tidak sengaja kita lupakan, padahal sesuatu itu bisa menenangkan hati dan pikiran.

Baca Juga:  Hukum Transgender dalam Sudut Pandang Islam

Sesuatu itu adalah dzikir.

Dengan berdzikir, insyaallah kita bisa mentadabburi alam sehingga lebih dekat dengan Allah Swt., menyadari kekuasaan Allah yang tiada habisnya.

Subhanallah, kekuasaan Allah yang aziz dan kekal.

Daripada sekadar melamun, mengisi perjalanan dengan dzikir dan tafakur bisa menjadi bentuk ibadah yang sederhana tapi luar biasa dampaknya.

Contoh teladan kita adalah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau berdzikir kepada Allâh Azza wa Jalla dalam setiap keadaannya. Aisyah Radhiyallahu anhu berkata :

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَذْكُرُ اللهَ عَلَى كُلِّ أَحْيَانِهِ

Artinya: “Adalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu mengingat Allâh dalam setiap keadaannya” (H.R. Muslim)

Bahkan, perjalanan pun bisa menjadi sarana untuk mendekat kepada-Nya.

Baca Juga:  Rakyat Menunggu Keadilan, Makelar Menikmati Untung

Kita bisa mengucap Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, atau La ilaha illallah di sela-sela waktu.

Mendoakan keluarga, memohon keselamatan perjalanan, dan mengingat bahwa hidup ini penuh dengan nikmat yang tak terhitung.

Jadikan momen berkendara bukan hanya sebagai perjalanan biasa, akan tetapi jadikan ia sebagai jalan mendekat kepada-Nya lewat dzikir, murajaah hafalan, dan lain-lain.

Karena siapa tahu, justru di tengah perjalanan itulah, doamu diijabah, hatimu disentuh, dan keselamatanmu dijaga oleh-Nya.

وَفِى الْاَرْضِ اٰيٰتٌ لِّلْمُوْقِنِيْنَۙ ۝٢٠

وَفِيْٓ اَنْفُسِكُمْۗ اَفَلَا تُبْصِرُوْنَ ۝٢١

“Dan di bumi terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (QS. Adz-Dzariyat: 20–21) [Nihayatur Rif’ah]

Related Posts

Latest Post