almuhtada.org – Setiap detik otak manusia memproses jutaan informasi dari sekadar mengenali rasa manis hingga merenungkan makna hidup. Tapi tahukah kamu?
Di balik kompleksitas kerja otak yang luar biasa ini, Al-Qur’an ternyata telah lebih dahulu memberi petunjuk bukan dalam bahasa anatomi, tapi dalam istilah-istilah rohani. Simak penjelasannya lebih lanjut!
Otak merupakan pusat kendali seluruh aktivitas manusia. Otak merupakan simbol yang menunjukkan bahwa manusia lebih mulia dari pada makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Perlu waktu yang panjang untuk menjelaskan mengenai detail otak ini.
Secara umum otak manusia terdiri atas tiga bagian yaitu otak besar cortex, otak kecil cerebellum, dan batang otak pons. Dalam ilmu neurosains, otak terdiri dari bagian-bagian penting seperti:
- Prefrontal cortex: pusat berpikir dan pengambilan keputusan.
- Sistem limbik: pusat emosi dan motivasi.
- Cerebellum: pengatur keseimbangan dan gerakan.
- Lobus temporalis: pusat bicara dan pendengaran.
- Ganglia basalis dan gyros cingulatus: mengatur gerakan dan perhatian.
Semua bagian ini berperan penting dalam membentuk kecerdasan manusia: IQ (intelektual), EQ (emosional), dan SQ (spiritual).
Dalam Al-Qur’an, pembahasan mengenai otak tidak dijelaskan dalam bentuk anatomi seperti dalam sains, tapi melalui konsep fungsional: ‘Aql (akal), Qalb (hati), Ruh (jiwa murni), dan Nafs (jiwa nafsu atau totalitas diri).
1. ‘Aql (Akal)
‘Aql adalah kemampuan menerima, mengolah, dan menyusun pengetahuan. Dalam ilmu neurosains, fungsi ini sepadan dengan aktivitas belahan otak kiri yang logis, terstruktur, dan rasional. Akal bukan sekadar alat berpikir, tapi juga alat menimbang kebenaran dan mengambil keputusan moral.
2. Qalb (Hati)
Berbeda dari pemahaman biologis, Al-Qur’an memosisikan qalb sebagai pusat rasa, intuisi, dan pengetahuan batin. Fungsi ini sangat erat kaitannya dengan belahan otak kanan, yang mengatur emosi, empati, dan kreativitas. Jika qalb terkunci, manusia kehilangan kemampuan untuk menyentuh makna terdalam dalam hidup.
3. Ruh
Ruh adalah dimensi spiritual terdalam manusia, yang secara langsung terhubung dengan Tuhan dan perkara gaib. Dalam konteks neurosains spiritual, ini sepadan dengan spiritual quotient (SQ) kecerdasan yang menyatukan logika dan emosi dalam nilai-nilai ketuhanan.
4. Nafs
Nafs dalam Al-Qur’an bisa berarti totalitas diri manusia: fisik, psikis, dan kecenderungan batin. Ia adalah pusat dari segala dorongan dan pilihan hidup. Dalam psikologi, nafs bisa dikaitkan dengan kontrol atas dorongan, yang mengatur interaksi antara akal dan emosi.
Menurut Taufik Pasiak yang dikutip oleh Suyadi, bahwa dari pendekatan psikologi memungkinkan para ahli dapat memahami mekanisme fungsi otak dalam Islam, yaitu antara insan kamil jasmani, rohani dan akal: nafs, qalb, neurosains otak kiri-rasional, otak kanan-kreatif, dan otak tengah-intuitif, sistem kecerdasan IQ, EQ dan SQ dan psikologi kognitif, afektif dan psikomotorik mempunyai makna yang sama.
Al Quran memandang otak bukan hanya sekadar mesin pemroses informasi, tetapi juga sebagai wadah amanah. Tempat bertemunya kecerdasan, rasa dan spiritualitas. Maka menjadi manusia bukan hanya tentang kemampuan logika, tetapi juga menjadi manusia seutuhnya. [Khariztma Nuril Q.B]
Editor: Syukron Ma’mun