almuhtada.org – Pernahkah kamu sadar bahwa hidupmu bisa berubah hanya karena satu kalimat? Kalimat yang kamu ucapkan sendiri, baik itu dengan niat, spontan, atau bahkan bercanda. Kata-kata punya kekuatan yang jauh lebih besar dari yang kita bayangkan. Ia bisa menjadi bahan bakar semangat, atau sebaliknya, menjadi racun yang menggerogoti pelan-pelan. Maka dari itu, menjaga lisan sejatinya adalah menjaga arah hidup.
Apa yang sering kita ucapkan perlahan membentuk pola dalam pikiran. Ketika kita terus mengatakan hal-hal positif, seperti “Aku mampu”, “Aku layak”, atau “Aku pantas bahagia”, maka otak kita mulai mempercayainya. Kalimat-kalimat itu bukan sekadar angin lalu, melainkan perintah halus yang masuk ke dalam alam bawah sadar. Sebaliknya, ketika kita sering mengeluh, mencaci diri, atau bahkan mengulang lagu-lagu galau setiap hari, kita juga sedang mensugesti diri untuk tenggelam dalam perasaan sedih, kehilangan, atau pesimis, walau awalnya cuma ikut-ikutan atau iseng.
Afirmasi positif bukan sekadar tren motivasi. Ia adalah latihan kecil untuk membiasakan diri berpikir sehat. Ketika kita mengulang kata-kata positif secara konsisten, otak mencatat pola itu sebagai ‘kebenaran’. Lama-kelamaan, pikiran kita mulai bergerak sesuai arah yang kita bentuk lewat kata. Maka tak heran jika banyak tokoh sukses menjadikan afirmasi sebagai ritual pagi. Mereka tahu, kendali hidup bisa dimulai dari kendali pikiran, dan itu diawali dari kendali lisan.
Kita mungkin merasa tak masalah mendengar atau mengucapkan hal negatif sesekali. Tapi sesekali yang menjadi kebiasaan adalah masalahnya. Lagu-lagu sedih, candaan sinis, atau kalimat merendahkan diri sendiri, jika diulang terus-menerus, akan terekam sebagai sugesti. Tanpa sadar, kita mulai merasa lemah, takut gagal, atau kehilangan harapan. Bukan karena kenyataan yang buruk, tapi karena pikiran sudah lebih dulu dibuat percaya bahwa semuanya akan buruk.
Menjaga lisan bukan berarti membatasi diri untuk berbicara. Tapi lebih kepada menyaring mana yang pantas diucapkan dan mana yang tidak layak diberi ruang. Ucapan adalah cermin dari isi pikiran, dan sekaligus bahan baku yang membentuk pikiran itu sendiri. Ketika kita sadar akan kekuatan ini, kita bisa mulai membangun kehidupan yang lebih sehat, dari dalam ke luar.
Mulailah dari hal-hal kecil. Ucapkan terima kasih pada diri sendiri. Hindari komentar negatif yang tidak membangun, bahkan saat bercanda. Pilih lagu atau bacaan yang mengangkat semangat. Pelan-pelan, kamu akan melihat perubahan: kamu mulai lebih kuat, lebih yakin, dan lebih damai. Semua karena kamu memilih untuk menjaga lisan.
Hidup kita memang dipenuhi hal-hal tak terduga. Tapi satu hal yang bisa kita jaga adalah bagaimana kita berbicara, pada orang lain, dan pada diri sendiri. Karena dari lisan, pikiran terbentuk. Dan dari pikiran, hidup mengambil arah. Maka jaga lisan, jaga pikiran. Karena hidup, bisa bergantung pada apa yang kamu ucapkan hari ini. Semoga bermanfaat 😀 [] Rayn Nurdiyana.