Almuhtada.org – Pernah bertanya-tanya kenapa cincin nikah hampir selalu dipasang di jari manis? Ternyata, ini bukan sekadar kebiasaan tanpa makna—ada sejarah panjang, filosofi mendalam, dan juga alasan praktis di baliknya.
Simbol Cinta Abadi Sejak Zaman Kuno
Tradisi ini sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Bangsa Mesir kuno melihat cincin sebagai simbol keabadian karena bentuknya melingkar tanpa ujung. Mereka percaya lubang di tengah cincin adalah “pintu menuju kehidupan baru bersama.”
Bangsa Romawi kemudian meyakini bahwa di jari manis terdapat vena amoris, pembuluh darah yang langsung terhubung ke jantung—simbol pusat cinta dan perasaan. Meski sains modern membantah klaim ini, maknanya tetap romantis dan penuh harapan.
Filosofi Jari Manis Menurut Budaya Tiongkok
Orang Tiongkok punya cara unik menjelaskan mengapa jari manis jadi simbol pasangan. Dalam eksperimen sederhana dengan menautkan tangan dan melipat jari tengah ke dalam, hanya jari manis yang tak bisa dipisahkan. Ini menjadi lambang suami-istri yang saling menyatu dan tak terpisahkan.
Alasan Praktis: Jarang Dipakai, Lebih Aman
Jari manis dikenal sebagai jari yang paling sedikit digunakan dalam aktivitas harian, sehingga cincin lebih aman dari goresan dan aus. Selain itu, ukuran jari manis juga pas untuk cincin, tidak terlalu besar atau kecil.
Tangan Kanan atau Kiri, Sama-Sama Bermakna
Di Indonesia dan beberapa negara lain, cincin nikah biasanya dikenakan di tangan kanan karena tangan ini melambangkan kekuatan dan dominasi. Sementara di Barat, tangan kiri lebih dipilih agar cincin lebih aman karena jarang digunakan. [] Raffi Wizdaan Albari
Artikel rujukan: https://galeri24.co.id/post/asal-usul-cincin-di-jari-manis-yang-wajib-anda-tahu dan instagram.com/neohistoria.id