almuhtada.org – Dalam kehidupan ini, doa adalah senjata utama seorang Muslim. Melalui doa kita meminta, memohon, dan berharap kepada Allah SWT. Tapi pernah ga sih pembaca merasa jika doa yang diminta melalui/oleh orang tua akan lebih mudah atau selalu diijabah?
Dalam Islam, doa orang tua bukan sekadar harapan biasa, melainkan sebuah permohonan yang penuh cinta, tulus dari hati, dan sangat mungkin dikabulkan oleh Allah. Bahkan ada ulama yang menerangkan bahwa doa Ibu dapat menembus langit. Mustajabnya doa orang tua memang bukan sekedar perasaan belaka, melainkan ada dalil-dalil yang mendasarinya.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw. bersabda
ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَهُنَّ لَا شَكٍّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ وَ دَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ
Artinya: “Tiga doa yang insya Allah kemustajabannya tidak dapat diragukan: doa dari orang yang teraniaya, doanya orang yang sedang dalam perjalanan (musafir) dan doa orang tua terhadap anaknya.” (HR Ahmad)
Tidak berlebihan untuk menyebut bahwa ketika seorang ayah atau ibu mengangkat tangan dan menyebut nama anaknya dalam doa, maka langit pun terbuka untuk menerima permohonan itu. Baik doa kebaikan maupun doa keburukan, keduanya bisa menjadi nyata atas izin Allah. Oleh karena itu, kita harus selalu berbakti kepada kedua orang tua kita.
Selain itu, alasan lain kenapa doa orang tua untuk anaknya mudah diijabah adalah karena rasa kasih sayang, ketulusan, dan keterikatan yang orang tua miliki pada anaknya. Imam al-Munawi menjelaskan,
“Doa orang tua kepada anaknya diijabah karena rasa sayang orang tua yang tulus kepada anaknya, dan orang tua banyak mendahulukan anaknya daripada dirinya sendiri. Sehingga doa yang diucapkan disertai rasa sayang yang tulus, mengakibatkan dikabulkan doanya.”
Kedua orang tua, terutama Ibu, juga memiliki derajat yang tinggi dan mulia, sehingga doa seorang Ibu kepada anaknya memang sangat mudah diijabah. Sebagaimana dalam salah satu hadits dari Abu Hurairah, beliau berkata,
“Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” (HR Al Bukhari dan Muslim).
Kemudian, sejak dalam kandungan, anak telah menjadi pusat perhatian dan perjuangan orang tua. Maka tidak mengherankan jika setiap kalimat yang keluar dari lisan mereka tentang anaknya, baik dalam suka maupun duka, mengandung kekuatan spiritual yang besar. Maka, selayaknya seorang anak selalu menjaga hubungan baik dengan orang tua, berbakti kepada mereka, serta tidak segan meminta restu dan doa dalam setiap urusan. Penuhilah setiap urusanmu dengan doa-doa orang tua, meskipun bagimu mungkin itu hanya perkara kecil. Karena selain sebagai permohonan, itu juga sebagai bentuk keterikatan kita kepada orang tua. [Abian Hilmi]