Satu Pintu Tertutup, Pintu Lain Terbuka. Apa Kamu Menyadarinya?

ilustrasi orang masuk melalui celah pintu (Pinterest.com - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Pernahkah kamu merasa seperti ada tembok besar menjulang tinggi di depanmu menghalangi keberlanjutan perjalanan? Rasa-rasanya tiada sedikit celah barang sebongkah untuk mengetahui apa di baliknya. Kamu menyusuri tembok itu dan menyadari bahwa semua pintu sudah tertutup, bahwa kamu mungkin telah melewatkannya, atau itu belum akan terbuka dalam waktu dekat atau sama sekali tidak akan pernah. Kamu berada di ketidaktahuan.

Kita semua pernah berada dalam ketidaktahuan, kondisi di mana kita meraba-raba untuk menyalakan lampu; rasanya sangat menggelisahkan. Bukan saja tangan yang mencoba meraih-raih hanya untuk mendapati kekosongan dalam kegelapan, kaki pun tidak lagi bisa mantap melangkah. Agaknya memang benar satu-satunya kepastian adalah ketidakpastian itu sendiri, dan karena itu kamu senantiasa ragu.

Ketika itu, masuklah ke dalam yang kuncinya selalu berada digenggam dalam kejujuran diri, keterbukaan. Kamu berada di depan pintu tertutup, satu-satunya yang bisa kamu masuki hanya dirimu, dan begitulah kamu maju.

Menghadapi diri dengan jujur tidak pernah mudah, tetapi dari situ langkah selanjutnya akan ter-paving dan kamu bisa menapakinya dengan mantap. Kamu mengelupas segala singkap lalu cahaya mulai menyemburat dan kamu kemudian selalu menyadari keberadaan jalan yang senantiasa ada.

Saat itulah telah kamu sadari bahwa rasa takutlah yang menghalangi kamu untuk bergerak maju, ia bergelung nyaman menyelimuti diri membuat semua terlihat tidak bisa diusahakan; orang cenderung percaya apa yang dilihat, tetapi betapapun suatu citra memancarkan keasliannya, orang seringnya secara tidak sadar menyelisipkan subjektifitasnya untuk keamanan diri.

Baca Juga:  Yakin Mau Ninggalin Shalat Tarawih? Ini dia DahsyatNya Keutamaan Shalat Tarawih di Bulan Ramadhan pada 10 Malam Pertama

Sudahkah kamu menyadari? Bahwa kegagalan sangat menakutkan, ketika sudah berbentuk sifat yang menggelantungi pribadi, ia menjadikan penderitanya sangat sengsara. Bahkan kenyataan bahwa jarum jam masih terus berputar di satu lingkaran yang itu-itu juga tidak menghidupkan kepercayaannya akan masa depan. Kegagalan dapat membuat jatuh, kejatuhan yang daratannya tak terkira.

Agaknya orang yang jatuh tahu akan ketidakpastian tetapi tidak sadar bahwa itu tidak melulu tentang hal buruk: barang kali semuanya menjadi baik, kan tidak ada yang tahu. Bisa jadi di bawah ada lautan coklat marshmallow menunggu; setidaknya salah satu kemungkinannya mendarat di kelembutan.

Kamu tidak akan pernah tahu, karena itu jangan meyakini spekulasi. Sifat takdir adalah tidak pernah berada di masa sekarang kecuali kamu telah berada di akhir, dan ketika dulu di awalmu. Kamu tidak bisa mengakuisisi bahwa suatu merupakan takdirmu, bahwa itu adalah dirimu yang telah ditakdirkan, karena ia bisa berubah selama kamu belum mati. Tangan takdir suka memberimu kejutan. Kau terkejut karena kamu tidak sepenuhnya tahu baik yang baik bagimu. Dan kamu akan terus terkejut, dan akan selalu ada pintu yang terbuka ketika mendapati yang biasa kau lewati tertutup. Percayalah. []Muhammad Irbad Syariyah

Related Posts

Latest Post