Almuhtada.org – Garuda Indonesia bukan sekadar maskapai penerbangan nasional, tetapi juga bagian dari sejarah panjang Indonesia. Sejak awal kemerdekaan, pesawat ini menjadi saksi perjalanan bangsa, dari perjuangan mempertahankan kedaulatan hingga menjadi simbol kebanggaan di langit internasional. Yuk, kita telusuri bagaimana Garuda Indonesia lahir dan berkembang!
Dari Seulawah ke Indonesian Airways
Sejarah Garuda Indonesia bermula dari semangat rakyat Aceh dalam mendukung kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1948, Presiden Soekarno meminta rakyat untuk menyumbang demi kelangsungan negara yang baru berdiri. Berkat dorongan Tengku Muhammad Daud Beureueh, terkumpul emas sebanyak 20 kilogram yang kemudian digunakan untuk membeli pesawat pertama, yaitu C-47 Dakota dari Singapura. Pesawat ini diberi nama Seulawah (Gunung Emas) sebagai penghormatan kepada rakyat Aceh.
Pesawat Seulawah awalnya dioperasikan oleh Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) untuk transportasi pejabat negara. Namun, akibat Agresi Militer Belanda II pada 1948, pesawat ini tidak bisa kembali ke Indonesia dan akhirnya disewakan ke pemerintah Myanmar. Dengan membawa nama Indonesian Airways, pesawat ini membantu Myanmar dalam operasional penerbangan sipilnya. Hasil penyewaan ini pun digunakan untuk membeli pesawat tambahan dan membangun pondasi penerbangan sipil Indonesia.
Lahirnya Garuda Indonesia
Setelah Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 1949, Belanda harus menyerahkan aset-aset pemerintah kolonial Hindia Belanda kepada Republik Indonesia Serikat (RIS), termasuk maskapai KLM Inter-Insulair Bedrijf (KLM-IIB).
Pada 21 Desember 1949, dilakukan perundingan antara pemerintah Indonesia dan KLM untuk membentuk maskapai nasional. Presiden Soekarno kemudian memilih nama Garuda Indonesian Airways (GIA), terinspirasi dari puisi karya Mpu Tantular dalam kitab Sutasoma: “Garuda di Dadaku, Satyaku Ku Darmakan”. Maskapai ini awalnya masih menggunakan staf dan pesawat peninggalan KLM-IIB, termasuk Direktur Utama pertamanya, Dr. E. Konijneburg, yang berasal dari Belanda.
Penerbangan Perdana dan Perkembangan Awal
Sehari setelah pengakuan kedaulatan Indonesia pada 28 Desember 1949, Garuda Indonesian Airways melakukan penerbangan perdananya. Dua pesawat Dakota (DC-3) membawa Presiden Soekarno dari Yogyakarta kembali ke Jakarta, menandai pemindahan kembali ibu kota ke Jakarta. Peristiwa ini menjadi simbol lahirnya maskapai nasional Indonesia.
Setahun setelahnya, pada 1950, Garuda Indonesia resmi menjadi perusahaan negara. Di tahun-tahun awal operasionalnya, maskapai ini memiliki 38 armada yang terdiri dari:
● 22 pesawat DC-3 Dakota,
● 8 pesawat Catalina,
● 8 pesawat Convair 240.
Maskapai ini semakin berkembang dan mencatatkan momen bersejarah lainnya pada tahun 1956, yaitu penerbangan haji pertama ke Mekkah. Lalu, pada tahun 1965, Garuda mulai merambah rute internasional ke Eropa dengan Amsterdam sebagai destinasi utama.
Menjadi Simbol Kebanggaan
Pada 31 Maret 1950, akta pendirian Garuda Indonesia resmi dibuat, dan pada 24 Maret 1954, maskapai ini dinasionalisasikan sepenuhnya, menghapus kepemilikan Belanda. Sejak saat itu, Garuda Indonesia menjadi maskapai kebanggaan Indonesia yang terus berkembang hingga saat ini.
Dari pesawat sumbangan rakyat Aceh hingga menjadi salah satu maskapai terbaik dunia, perjalanan Garuda Indonesia adalah bukti bagaimana semangat gotong royong dan nasionalisme dapat membawa bangsa ini terbang tinggi. Dengan layanan bintang lima dan berbagai penghargaan internasional, Garuda Indonesia terus mengibarkan sayapnya di langit dunia! [] Raffi Wizdaan Albari