Menjadi Sosok Ayah yang Dicintai seperti Rasulullah SAW

Caption gambar : Ayah Bermain Bersama Anaknya (freepik.com – almuhtada.org)

 almuhtada.org – Dalam kehidupan rumah tangga, peran seorang ayah sering kali dipersempit hanya sebagai pencari nafkah. Padahal, Islam melalui teladan Rasulullah SAW mengajarkan bahwa seorang ayah memiliki peran yang jauh lebih kompleks dan bermakna.

Rasulullah SAW menunjukkan bagaimana seorang ayah seharusnya hadir tidak hanya secara fisik, tetapi juga emosional dan spiritual dalam kehidupan anak-anaknya. Beliau adalah contoh sempurna dari ayah yang penuh kasih sayang, terlibat aktif, dan menjadi teladan terbaik bagi anak-anaknya.

Rasulullah SAW mengajarkan bahwa ayah harus menjadi sumber kasih sayang dan menjalin hubungan emosional yang kuat dengan anak-anaknya. Sering kali kesalahan yang terjadi dalam pola asuh adalah ayah yang terlalu fokus mencari nafkah dan mengabaikan kedekatan emosional dengan anak. Nabi Muhammad SAW memperlihatkan sikap penuh kasih terhadap anak dan cucunya.

Baca Juga:  Killed 70 Times but Still Alive, This is the Messenger of Allah

Aqra bin Habis pernah menyaksikan Rasulullah SAW mencium Sayyidina Hasan RA dan berkata bahwa ia sendiri tidak pernah mencium anak-anaknya. Rasulullah SAW kemudian bersabda, “Barang siapa tidak menyayangi, maka ia tidak akan disayangi” (HR. Bukhari & Muslim). Pesan ini mengingatkan bahwa kasih sayang adalah fondasi utama dalam hubungan ayah dan anak.

Seorang ayah adalah cerminan karakter anak di masa depan. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa perilaku ayah akan ditiru oleh anak-anaknya. Jika ayah bersikap kasar, anak cenderung tumbuh keras. Sebaliknya, jika ayah lalai, anak bisa kehilangan arah. Rasulullah SAW menunjukkan keseimbangan sebagai ayah yang lembut namun tegas.

Beliau berbicara dengan penuh kelembutan dan memberikan teladan akhlak yang mulia. Sikap ini menunjukkan bahwa mendidik anak tidak hanya dengan kata-kata, tetapi juga melalui perbuatan sehari-hari yang dapat dicontoh anak.

Rasulullah SAW juga mengajarkan pentingnya keterlibatan ayah dalam kehidupan anak. Dalam sebuah hadits, Ya’la bin Murrah meriwayatkan bagaimana Rasulullah SAW bermain dengan cucunya yakni Husain di jalanan.

Baca Juga:  Mengupas Tipe Kepribadian! Pandangan Tentang Tipe Kepribadian Ambivert

Rasulullah membentangkan kedua tangannya dan mencandai Husain hingga akhirnya memeluk dan menciumnya (HR. Ibnu Majah). Interaksi sederhana ini menunjukkan bahwa waktu berkualitas bersama anak adalah bentuk kasih sayang yang memperkuat ikatan emosional.

Ilmu pengetahuan modern juga mendukung pentingnya keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak. Studi menunjukkan bahwa keterlibatan aktif ayah pada usia 3-4 bulan mengaktifkan prefrontal cortex dan insula di otak, area yang berfungsi untuk pengambilan keputusan dan regulasi emosi.

Selain itu, penelitian dari Imperial College London mengungkapkan bahwa bayi yang memiliki kedekatan dengan ayahnya cenderung memiliki kemampuan kognitif yang lebih baik dan perilaku yang tidak problematik saat berusia dua tahun.

Peran ayah dalam mendidik anak tidak hanya sekadar memenuhi kebutuhan materi, tetapi juga membangun kedekatan emosional, memberikan teladan akhlak mulia, dan melibatkan diri secara aktif dalam kehidupan anak.

Seorang ayah yang meneladani Rasulullah SAW akan meluangkan waktu berkualitas, memberi nasihat dengan cinta, dan menunjukkan kasih sayang melalui tindakan. Dengan demikian, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang penuh cinta, keimanan, dan tanggung jawab. [Sholihul Abidin]

Editor: Syukron Ma’mun

Related Posts

Latest Post