Almuhtada.org – Hidayah adalah petunjuk dari Allah yang membimbing manusia menuju jalan kebenaran. Setiap Muslim tentu menginginkan hidayah dari Allah. Namun, tidak semua orang mendapatkan hidayah tersebut, dan seringkali ini terjadi bukan karena Allah menutup pintu-Nya, melainkan karena manusia sendiri yang menghalangi dirinya dari menerima petunjuk-Nya. Lantas, Apa yang sebenarnya menghalangi mereka untuk memperoleh hidayah, meskipun mereka menginginkannya?
Allah berfirman dalam Al-Quran :
وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
“…Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (al-Baqarah: 258).
وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
…Dan Allah Tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Maidah: 108).
وَأَنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي كَيْدَ الْخَائِنِينَ
…Dan sungguh Allah tidak memberi petunjuk pada tipu daya orang-orang yang berkhianat.” (QS. Yusuf: 52).
- Kezaliman
Zalim (Arab: ظلم, Dzholim) dalam ajaran Islam adalah meletakkan sesuatu/ perkara bukan pada tempatnya. Kezaliman mengeraskan hati seseorang sehingga ia sulit menerima kebenaran. Hati yang dipenuhi dengan kebencian, ego, dan keinginan untuk menindas orang lain tidak memiliki ruang untuk cahaya hidayah. Kezaliman juga menyebabkan seseorang kehilangan keberkahan hidup karena ia memutus hubungan baik dengan Allah dan manusia.
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah berkata,
ِواعلم أن الظلم هو النقص، قال الله تعالى (كِلْتَا الْجَنَّتَيْنِ آتَتْ أُكُلَهَا وَلَمْ تَظْلِمْ مِنْهُ شَيْئاً) (الكهف: 33) ، يعني لم تنقص منه شيئاً، والنقص إما أن يكون بالتجرؤ على ما لا يجوز للإنسان، وإما بالتفريط فيما يجب عليه. وحينئذٍ يدور الظلم على هذين الأمرين، إما ترك واجب، وإما فعل محرم
“Ketahuilah bahwa zalim itu adalah an naqsh (bersikap kurang). Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): ‘Kedua buah kebun itu menghasilkan buahnya, dan kebun itu lam tazhlim (tidak kurang) buahnya sedikitpun‘. Maksudnya tidak kurang buahnya sedikit pun. Bersikap kurang itu bisa jadi berupa melakukan hal yang tidak diperbolehkan bagi seseorang, atau melalaikan apa yang diwajibkan baginya. Oleh karena itu, zalim berporos pada dua hal ini, baik berupa meninggalkan kewajiban atau melakukan yang haram” (Syarah Riyadush Shalihin, 2:486).
- Kefasikan
Fasik berasal dari bahasa Arab fhaasiq yang secara etimologi berarti keluar dari sesuatu. Seorang fasik adalah orang yang mengetahui perintah Allah tetapi dengan sengaja melanggarnya. mereka adalah orang yang durhaka, karena mengetahui kebaikan tetapi tidak mau melaksanakan.
Kefasikan mencakup berbagai bentuk dosa besar, seperti meninggalkan kewajiban agama, mengikuti hawa nafsu, atau menolak ajaran kebenaran. Dalam kisah Nabi Nuh AS, banyak kaumnya yang disebut sebagai fasik karena mereka menolak dakwah beliau meskipun sudah diingatkan berulang kali.
Allah berfirman dalam Al-qur’an
ذَٰلِكَ أَدْنَىٰٓ أَن يَأْتُوا۟ بِٱلشَّهَٰدَةِ عَلَىٰ وَجْهِهَآ أَوْ يَخَافُوٓا۟ أَن تُرَدَّ أَيْمَٰنٌۢ بَعْدَ أَيْمَٰنِهِمْ ۗ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَٱسْمَعُوا۟ ۗ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْفَٰسِقِينَ
Itu lebih dekat untuk (menjadikan para saksi) mengemukakan persaksiannya menurut apa yang sebenarnya, dan (lebih dekat untuk menjadikan mereka) merasa takut akan dikembalikan sumpahnya (kepada ahli waris) sesudah mereka bersumpah. Dan bertakwalah kepada Allah dan dengarkanlah (perintah-Nya). Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
- Orang Berkhianat
Khiyanah Artinya Berkhianat, Termasuk Sifat yang Dilarang oleh Allah SWT. Khiyanah termasuk salah satu akhlak tercela dalam Islam, sebab ia merupakan ciri-ciri orang munafik.
Pengkhianatan adalah tindakan melanggar amanah atau kepercayaan yang telah diberikan. Pengkhianatan tidak hanya merusak hubungan dengan manusia, tetapi juga menunjukkan lemahnya iman kepada Allah.
ذٰلِكَ لِيَعْلَمَ اَنِّيْ لَمْ اَخُنْهُ بِالْغَيْبِ وَاَنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِيْ كَيْدَ الْخَاۤىِٕنِيْنَ ۔ ٥٢
Artinya : (Yusuf berkata,) “Yang demikian itu agar dia (al-Aziz) mengetahui bahwa aku benar-benar tidak mengkhianatinya ketika dia tidak ada (di rumah) dan bahwa sesungguhnya Allah tidak meridai tipu daya orang-orang yang berkhianat.
Sifat ini menunjukkan kurangnya rasa takut kepada Allah, bahkan ketika seseorang tahu bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Seseorang yang berkhianat sulit mendapatkan hidayah karena ia lebih mengutamakan keinginan pribadi daripada kebenaran.
Ketika hati dipenuhi dengan cinta dunia, kesombongan, atau keinginan untuk menipu, maka hidayah sulit untuk masuk. Oleh karena itu, menjaga kebersihan hati adalah kunci utama agar terhindar dari sifat-sifat yang menghalangi hidayah. Meskipun ada banyak hal yang dapat menghalangi seseorang dari hidayah Allah, jalan untuk memperolehnya selalu terbuka. Berikut Beberapa langkah untuk mendekatkan diri pada hidayah Allah antara lain:
- Memohon hidayah dalam doa, seperti yang diajarkan dalam Al-Fatihah: “Tunjukilah kami jalan yang lurus.” (QS. Al-Fatihah: 6)
- Membiasakan diri dengan membaca Al-Qur’an dan memahami maknanya.
- Berusaha menjaga hubungan dengan orang-orang saleh.
- Memperbanyak istighfar dan bertaubat atas dosa-dosa yang telah dilakukan.
- Mengikuti kajian-kajian agama untuk memperdalam ilmu.
Hidayah adalah anugerah terbesar dari Allah, dan kita semua harus berusaha untuk meraihnya serta menjaganya agar tidak hilang. [] Fitri Novita Sari
Editor : Raffi Wizdaan Albari