Almuhtada.org – Islam mengajarkan umatnya untuk memiliki sifat tenang karena menjadi karakteristik yang sangat dianjurkan. Ketenangan hati memiliki berbagai manfaat, seperti membawa kedamaian dalam diri seseorang, menjaga hubungan sosial dan spiritual.
Sifat ini sering kali disebut sebagai “sakinah” dalam bahasa Arab, yang berarti ketenangan atau kedamaian. Berikut ini adalah pentingnya sifat tenang dalam Islam berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits.
Ketenangan dalam perspektif al-qur’an
Al-Qur’an, sebagai kitab suci umat Islam, memberikan banyak petunjuk tentang pentingnya ketenangan hati. Salah satu ayat yang sering dikutip adalah:
“Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada).” (QS. Al-Fath: 4)
Ayat ini menggambarkan bahwa ketenangan hati merupakan anugerah dari Allah yang diberikan kepada orang-orang beriman. Ketenangan ini membantu mereka dalam memperkuat iman dan keyakinan mereka kepada Allah.
Selain itu, dalam Surah Ar-Ra’d ayat 28, Allah berfirman:
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”
Ayat ini menjelaskan bahwa mengingat Allah (dzikir) adalah kunci untuk mencapai ketenangan hati. Dengan selalu mengingat Allah, seseorang dapat merasakan kedamaian dan ketenangan dalam hidupnya.
Ketenangan dalam perspektif Hadits
Hadits-hadits Nabi Muhammad SAW juga banyak yang membahas tentang pentingnya ketenangan hati. Salah satu hadits yang terkenal adalah:
“Ketenangan adalah dari Allah, dan kegelisahan adalah dari setan.” (HR. Bukhari)
Hadits ini mengajarkan bahwa ketenangan merupakan sifat yang berasal dari Allah, sementara kegelisahan dan kecemasan adalah godaan dari setan. Oleh karena itu, seorang Muslim dianjurkan untuk selalu berusaha mencapai ketenangan hati dengan mendekatkan diri kepada Allah.
Nabi Muhammad SAW juga bersabda:
“Barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai tujuannya, maka Allah akan menjadikan kekayaan dalam hatinya, mengumpulkan urusannya, dan dunia akan datang kepadanya dengan hina. Dan barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai tujuannya, maka Allah akan menjadikan kefakiran di depan matanya, mencerai-beraikan urusannya, dan dunia tidak akan datang kepadanya kecuali apa yang telah ditetapkan untuknya.” (HR. Tirmidzi)
Hadits ini mengajarkan bahwa fokus pada akhirat dan kehidupan setelah mati akan membawa ketenangan hati dan kekayaan batin. Sebaliknya, jika kita terlalu fokus pada dunia akan membawa kegelisahan dan ketidakpuasan.
Lalu bagaimana cara menjadi muslim yang penuh ketenangan? Berikut ini adalah cara mencapai ketenangan hati!
Ada beberapa cara yang diajarkan dalam Islam untuk mencapai ketenangan hati:
- Dzikir dan Doa: Mengingat Allah melalui dzikir dan doa merupakan cara utama untuk mencapai ketenangan hati. Dzikir seperti “Subhanallah”, “Alhamdulillah”, dan “Allahu Akbar” dapat membantu menenangkan pikiran dan hati.
- Shalat: Shalat lima waktu adalah kewajiban bagi setiap muslim dan merupakan cara yang efektif untuk mencapai ketenangan hati. Dalam shalat, seorang muslim berkomunikasi langsung dengan Allah, yang dapat membawa kedamaian dan ketenangan.
- Membaca Al-Qur’an: Membaca dan merenungkan ayat-ayat Al-Qur’an dapat memberikan ketenangan hati. Al-Qur’an adalah sumber petunjuk dan cahaya bagi umat Islam, dan membacanya dapat membantu menghilangkan kegelisahan dan kecemasan.
- Sabar dan Tawakkal: Sabar menghadapi cobaan dan bertawakkal (berserah diri kepada Allah) merupakan kunci untuk mencapai ketenangan hati. Dengan bersabar dan tawakkal, seseorang dapat menghadapi segala tantangan hidup dengan tenang dan percaya bahwa Allah akan memberikan yang terbaik.
- Menjaga Hubungan Sosial yang Baik: Menjaga hubungan yang baik dengan keluarga, teman, dan masyarakat juga dapat membantu mencapai ketenangan hati. Islam mengajarkan pentingnya silaturahmi dan berbuat baik kepada sesama.
Al-qur’an dan hadits memberikan petunjuk tentang betapa pentingnya ketenangan hati. Dengan mengingat Allah, melaksanakan shalat, membaca Al-Qur’an, bersabar, dan menjaga hubungan sosial, seorang muslim dapat mencapai ketenangan hati yang hakiki. Ketenangan hati tidak hanya membawa kedamaian dalam diri seseorang, tetapi juga memperkuat iman dan hubungan kita dengan Allah. [] Eka Diyanti
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah