Almuhtada.org – Siapa sih manusia yang tidak punya angan-angan? Pasti semuanya pernah melakukannya, entah itu mengenai pekerjaan masa depan atau yang lainnya.
Dalam Islam, angan-angan manusia dapat dikategorikan menjadi beberapa golongan yang menunjukkan niat dan tujuan yang berbeda.
Setiap jenis angan-angan memiliki dampak yang berbeda terhadap kehidupan individu, baik dari segi spiritual maupun praktis.
Menurut Islam, penting untuk memahami dan mengevaluasi angan-angan kita agar selaras dengan nilai-nilai agama dan mendukung tujuan yang bermanfaat serta mendekatkan diri kepada Allah.
Berikut adalah golongan orang berangan-angan dalam islam.
- Golongan manusia tidak punya angan-angan sama sekali
Golongan ini hanya dimiliki oleh para nabi di mana mereka selalu waspada terhadap ajalnya yang bisa datang kapan saja. Mereka mengesampingkan kehidupan dunia untuk mempersiapkan kehidupan akhiratnya.
Mereka bahkan tiidak tergiur sama sekali dengan kenikmatan duniawi karena mereka tau hidup di dunia hanyalah sebentar saja. Maka dari itu orang-orang dengan golongan ini selalu berbuat amal sholeh dan selalu menyibukkan diri untuk beribadah kepada Allah swt.
- Golongan manusia dengan angan-angan pendek
Manusia golongan ini, mereka tidak lalai terhadap dunia namun tidak terlalu ambis dengan dunia dan pekerjaan mereka tidak membuatnya lupa dengan akhirat.
Kekurangan golongan ini adalah ketika mereka tau kapan ajal mereka, maka mereka akan dihantui oleh rasa was-was dari pertama kali mereka tau waktunya tersisa sebentar lagi. Mereka terlalu resah sehingga urusan dunianya hancur, akhiratnya juga hancur.
Namun jika mereka tau ajal mereka masih panjang, mereka akan bermalas-malasan untuk beribadah pada awalnya dan baru khusyuk beribadah ketika sudah mendekati ajalnya karena mereka tau Allah maha pengampun.
- Golongan manusia dengan angan-angan panjang
Manusia golongan ini berpikir bahwa dunia masih Panjang dan merasa masih memiliki banyak waktu di dunia sehingga mereka jarang beramal sholeh dan senantiasa muncul keinginan menunda-menunda ibadah.
Akhirnya mereka terlena dengan urusan duniawi, mencari harta sebanyak-banyaknya, mencari kesenangan ke sana ke mari, yang membuat mereka lengah terhadap akhirat.
Kesimpulannya, perbanyaklah waktu untuk mengingat kematian karena sebaik-baiknya mengingat adalah mengingat kematian. Dengan mengingat kematian, ibadah akan semakin lancar, bekal untuk akhirat juga sudah dipersiapkan. Di antara tiga golongan ini, semoga kita semua bukan termasuk golongan manusia nomor tiga. [] Alya Rosadiana
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah