Almuhtada.org – Salah satu hal yang identik dengan hari raya adalah mengumandangkan takbir, akan tetapi pernahkah terlintas pertanyaan dalam pikiran kita, sebenarnya apa makna mengumandangkan takbir ketika hari raya tiba? Simak ini dia penjelasannya.
Mengumandangkan takbir saat hari raya merupakan salah satu tradisi penting dalam Islam yang tentunya mengandung makna tersendiri. Takbir, yaitu seruan “Allahu Akbar” yang berarti “Allah Maha Besar,” dikumandangkan secara serentak oleh umat muslim di seluruh dunia pada malam sebelum hari raya Idul Fitri dan Idul Adha serta sepanjang hari raya tersebut. Tradisi ini memiliki dasar kuat dalam ajaran Islam dan mencerminkan beberapa aspek penting dari kehidupan beragama dan kebersamaan umat muslim.
Beberapa aspek penting tersebut diantaranya: pertama, mengumandangkan takbir adalah bentuk pengakuan atas kebesaran dan keagungan Allah SWT. Pada hari raya Idul Fitri, takbir merupakan suatu ungkapan rasa syukur dan kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa selama Ramadan.
Puasa bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga melatih kesabaran, belajar menahan hawa nafsu, dan peningkatan kualitas iman. Ketika takbir dikumandangkan, umat muslim merayakan keberhasilan dalam menunaikan ibadah puasa dan bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, Surah Al-Baqarah ayat 185, bahwa umat muslim dianjurkan untuk mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya dan bersyukur atas selesainya Ramadan.
Kemudian pada hari raya Idul Adha, takbir memiliki makna yang terkait erat dengan kisah pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS. Peristiwa ini mengajarkan nilai keikhlasan, ketaatan, dan pengorbanan dalam menjalankan perintah Allah SWT.
Dengan mengumandangkan takbir, umat muslim mengenang kembali peristiwa tersebut dan mengingat pentingnya mengutamakan ketaatan kepada Allah di atas segala-galanya. Takbir menjadi pengingat bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah milik Allah SWT. dan kita harus siap untuk berkorban demi menjalankan perintah-Nya.
Selain itu, mengumandangkan takbir juga mempererat ikatan sosial dan kebersamaan di antara umat muslim. Saat takbir dikumandangkan, baik di masjid, mushola, atau di rumah-rumah, suasana menjadi penuh dengan semangat kebersamaan.
Umat muslim dari berbagai latar belakang sosial, budaya, dan etnis bersatu dalam satu suara, menegaskan bahwa mereka adalah satu umat yang disatukan oleh iman dan takwa kepada Allah SWT. Kebersamaan ini memperkuat solidaritas, yang sangat penting dalam membangun rasa persaudaraan antar umat muslim.
Takbir juga mengandung unsur dakwah, yaitu menyebarkan dan memperkuat ajaran Islam. Dengan mengumandangkan takbir, umat muslim secara kolektif mengingatkan diri mereka sendiri dan orang lain akan kebesaran Allah dan pentingnya menjalankan perintah-Nya. Hal ini juga menjadi momen introspeksi diri, di mana setiap individu diingatkan untuk senantiasa bersyukur, beribadah, dan menjalankan amal kebaikan.
Dengan demikian, mengumandangkan takbir saat hari raya merupakan tradisi yang kaya akan makna dalam Islam. Ia bukan hanya sekadar seruan lisan saja, tetapi juga ungkapan syukur, pengakuan atas kebesaran Allah SWT., serta pengingat akan pentingnya ketaatan dan pengorbanan.
Takbir juga memperkuat ikatan sosial dan kebersamaan di antara umat muslim, serta berperan sebagai media dakwah untuk mempertegas ajaran Islam. [] Aisyatul Latifah
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah