Berjalan di Jalan Iman: Perjalanan Melalui Jalur Haji Kuno

jalur haji kuno
Gambar ilustrasi jalur haji kuno (Freepik.com - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Saat umat Islam berusaha memenuhi rukun Islam yang kelima dan tiba di Makkah, konvoi jamaah haji melewati berbagai rute dan jalur menuju Masjidil Haram.

Hati mereka penuh dengan semangat untuk melaksanakan ritual haji. Berbagai kelompok dan individu dari berbagai negara di seluruh dunia melakukan perjalanan haji ini.

Sepanjang rute haji kuno, orang-orang melihat keuntungan dalam perdagangan, menyebarkan budaya dan pengetahuan.

Rute-rute ini juga mempengaruhi struktur sosial di sepanjang jalur tersebut. Rute-rute ini berfungsi sebagai jembatan komunikasi antar kota-kota Islam yang ramai pada masa lalu.

Beberapa rute haji yang terkenal termasuk perjalanan Zubaydah serta rute jamaah dari Irak, Levant (Syam), Mesir, Yaman, dan Oman.

Catatan sejarah mendokumentasikan adanya tujuh rute utama yang pernah menuju Makkah dan Madinah. Rute Kufa/Makkah, yang signifikan pada era Islam, dikenal sebagai “Jalur Zubaydah” untuk menghormati Zubaydah binti Jaafar.

Jalur Zubaydah digunakan sejak penaklukan Irak dan perluasan Islam di Levant. Rute ini berkembang terutama pada era Khulafaur Rasyidin. Seiring waktu, jalur ini mengubah berbagai pusat air, area penggembalaan, dan lokasi penambangan menjadi stasiun penting.

Pada era Abbasiyah, rute yang menghubungkan Baghdad, Dua Masjid Suci, dan seluruh Semenanjung Arab mendapatkan perhatian besar. Khalifah Abbasiyah membangun waduk, menggali sumur, membuat kolam, dan membangun menara di sepanjang jalan. Mereka memperluas rute ini untuk memenuhi kebutuhan jamaah haji, pelancong, dan hewan mereka.

Baca Juga:  Meneguhkan Tauhid Kepada Allah SWT sebagai pondasi pokok dalam Ibadah dan juga Kehidupan Sehari-hari

Rute ini dirancang dengan efisien, dengan stasiun dan rumah peristirahatan dibangun di sepanjang jalan. Permukaan jalur ini dilapisi dengan batu di area berpasir atau berlumpur. Fasilitas penting seperti sumur, kolam, dan bendungan ditambahkan untuk membuat perjalanan lebih mudah.

Rute Basra/Makkah adalah rute paling penting kedua, dimulai dari Basra dan melewati bagian timur laut Semenanjung Arab. Rute ini melintasi berbagai daerah gurun, yang paling menantang adalah Gurun Al-Dahna. Rute ini memiliki panjang sekitar 1.200 km dan memiliki 27 stasiun utama, dengan beberapa berada di perbatasan Kuwait dan Irak.

Rute ini berlanjut melalui wilayah Qassim, yang terkenal dengan air tawar dan lembah suburnya. Jalur ini sejajar dengan jalan Kufa-Makkah dan bertemu di Um Khurman atau Awtas. Jalan Basra bersilangan dengan jalan utama dari Kufa di daerah Ma’dan Al-Naqrah.

Jalan Haji Mesir (dan Afrika Utara) digunakan oleh jamaah dari Mesir, Maroko, Andalusia, dan Afrika. Mereka melintasi Semenanjung Sinai untuk mencapai Ayla (Aqaba), stasiun awal di sepanjang rute ini. Selanjutnya, mereka melewati dua jalur: jalur dalam dan jalur pesisir.

Rute haji Yaman telah menghubungkan Yaman dan Hijaz sejak zaman kuno, dengan berbagai jalur dan kota keberangkatan seperti Aden, Taiz, Sanaa, Zabid, dan Saadah. Jamaah Yaman menggunakan tiga rute: jalan pesisir, jalan dalam, dan jalan atas. Beberapa rute bersilangan di titik-titik tertentu, seperti jalan Taiz-Zabid dan jalan Sanaa ke Saadah.

Baca Juga:  Menilik Pendapat Ulama Mengenai Berhutang Untuk Haji

Jamaah Oman memiliki dua rute: satu melewati Yabrin, Bahrain, Yamama, dan Dhariyah, dan yang lainnya dimulai dari Furq, Oklan, pesisir Habah, Shahr, dan bergabung dengan salah satu jalan utama Yaman menuju Makkah. Rute Bahrain-Yamama-Makkah sangat penting, menghubungkan Hejaz dan Irak. Jalur ini juga bertemu dengan rute haji Basra.

Rute haji Levant menghubungkan Levant ke tempat-tempat suci di Makkah dan Madinah. Rute ini memfasilitasi perjalanan bagi jamaah dari wilayah tersebut. Rute-rute kuno ini tidak hanya mendukung kewajiban agama tetapi juga mendorong pertukaran budaya dan ekonomi di seluruh dunia Islam. [] Risqie Nur Salsabila

Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah

Related Posts

Latest Post