Almuhtada.org – Doa merupakan bentuk permohonan atas sesuatu kepada Sang Pencipta, Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Ketika sedang terdapat suatu hajat atau keinginan, seorang muslim akan bersimpuh sambil menadahkan tangan seraya berdoa.
Harapannya, doa tersebut dapat didengar serta diijabah secara langsung oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Namun doa yang dipanjatkan itu kadang kala tidak sampai ke langit sehingga apa yang diharapkan tidak kunjung terkabul.
Dalam Kitab Lubabul Hadist pada bab keempat tentang keutamaan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw, terdapat suatu hadits yang menjelaskan hal tersebut.
Dalam hadits tersebut, Rasulullah Shollallahu ‘alahi Wa Ta’ala bersabda,
مَا مِنْ دُعَاءٍ إلاَّ بَيْنَهُ بَيْنَ السَّمَاءِ حِجَابٌ حَتَّى يُصَلِّىَ عَلَىَّ، فَإذَا صَلَّى عَلَىَّ انْخَرَقَ ذَلِكَ الْحِجَابُ وَرُفِعَ الدُّعَاءُ
Artinya: “Tiada satupun doa, melainkan di antara doa dan langit itu terdapat suatu penghalang sehingga bershalawat kepadaku. Ketika dibacakan shalawat kepadaku, maka penghalangnya akan terbelah dan doa tersebut akan terangkat (ke langit).”
Dari hadist tersebut, diketahui bahwa terdapat penghalang yang menyebabkan doa tidak terangkat ke langit.
Menurut beberapa ulama, adanya penghalang disebabkan oleh dosa-dosa atas maksiat yang dilakukan oleh orang yang berdoa tersebut.
Alhasil, doa tertahan untuk sampai ke langit sehingga doa tak kunjung diijabah.
Agar penghalang tersebut hilang, Rasulullah Shollallahu ‘alahi Wa Sallam menganjurkan umatnya untuk menyisipkan bacaan shalawat di sela-sela doanya.
Untuk itu, para ulama salaf menyisipkan bacaan shalawat di dua tempat, yaitu pada permulaan dan akhiran doa.
Pada permulaan doa, shalawat dibaca setelah bacaan hamdalah yang berisi pujian dan sanjungan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Sedangkan pada akhiran doa, shalawat dibaca sebelum bacaan hamdalah sebagai penutup dari untaian doa.
Jika bacaan shalawat telah disisipkan di dalam doa, Insyaallah doa tersebut akan terangkat ke langit dan sampai ke Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Terkait dengan apakah doa tersebut akan dikabulkan, itu merupakan mutlak kehendak Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Sehingga umat Islam hanya bisa berdoa, berikhtiar, dan bertawakal kepada-Nya. Untuk selanjutnya, cukup diserahkan pada kehendak dan ketetapan Sang Kholiq.[] Mohammad Khollaqul Alim
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah