Almuhtada.org – Pada tahun 627 M, dunia menyaksikan sebuah taktik brilian yang muncul dari seorang sahabat Rasulullah SAW yang luar biasa, Salman al-Farisi, selama peristiwa Perang Khandaq, juga dikenal sebagai Perang Parit.
Kisah ini bukan hanya tentang kemenangan strategis dalam pertempuran, tetapi juga mengungkapkan kebijaksanaan dan kreativitas yang melampaui batas yang muncul dari seorang sahabat yang penuh dedikasi.
Pada masa itu, Madinah dikepung oleh pasukan gabungan suku Quraisy dan suku-suku Arab lainnya, yang dikenal sebagai Ahzab.
Abu Sufyan memimpin pasukan Quraisy, dan ancaman serangan mereka menghadirkan tantangan serius bagi Muslim. Menghadapi situasi ini, Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya berpikir keras untuk melawan ancaman serius ini.
Salman al-Farisi, yang awalnya berasal dari Persia, menyampaikan saran brilian yang akan membentuk dasar pertahanan terhadap serangan pasukan Ahzab.
Salman mengusulkan untuk menggali parit di sekitar Madinah, menjadi benteng pertahanan yang efektif melawan serangan musuh.
Usulan ini muncul dari pengalamannya di Persia, di mana pengepungan dengan parit digunakan sebagai strategi pertahanan yang efektif.
Idea Salman segera diadopsi oleh Nabi Muhammad dan para sahabatnya. Rencana tersebut melibatkan penggalian parit di sekitar Madinah, membentuk barikade yang sulit ditembus oleh pasukan musuh.
Meskipun terbatas oleh sumber daya dan waktu yang terbatas, para sahabat dengan penuh semangat dan kerja keras mewujudkan ide Salman.
Penggalian parit membutuhkan upaya bersama dari seluruh komunitas Muslim. Mereka menggali tanah, memindahkan batu, dan membentuk parit yang kemudian diperkuat dengan benteng-benteng sederhana untuk meningkatkan pertahanan.
Salman al-Farisi, dengan kebijaksanaannya, ikut secara aktif dalam pelaksanaan rencana ini, memperlihatkan kesetiaan dan dedikasinya kepada Islam.
Proses penggalian parit tidaklah mudah. Para sahabat bekerja keras di bawah sinar matahari terik, tetapi semangat mereka tidak pernah luntur.
Salman, dengan sabarnya, memberikan bimbingan dan motivasi kepada mereka. Ia mendorong semangat persatuan dan kesungguhan untuk melindungi Madinah dari ancaman eksternal.
Ketika pasukan Ahzab tiba di Madinah dan melihat parit yang menjulang tinggi, mereka terkejut dan kebingungan.
Taktik ini memberikan keunggulan besar bagi pasukan Muslim dan membuat pasukan Ahzab kesulitan mengeksploitasi kelemahan pertahanan Madinah. Ini adalah momen penting yang menunjukkan ketangguhan dan keberhasilan strategi yang berasal dari ide Salman al-Farisi.
Akhirnya, pasukan Ahzab terpaksa menghentikan pengepungan mereka, dan rencana jitu yang berasal dari ide Salman membuktikan dirinya. Keberhasilan dalam Pertempuran Khandaq membawa dampak besar pada keberlanjutan Islam di Madinah.
Salman al-Farisi, melalui kreativitas dan kebijaksanaannya, bukan hanya menyelamatkan Madinah dari ancaman serius, tetapi juga membuktikan bahwa keunggulan dalam pertahanan tidak selalu harus melibatkan kekuatan militer yang besar. [] Sholihul Abidin
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah