Inilah Tingkatan Kitab Nahwu di Pondok Pesantren, Tertarik? Simak Selengkapnya

Tingkatan Kitab Nahwu
Tingkatan Kitab Nahwu (Dok. Pribadi - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Seberapa sering kamu mendengar tentang ilmu nahwu? Jika kamu hidup di pesantren, maka nahwu bukanlah ilmu asing ketika mendengarnya.

Pasalnya, sumber ilmu yang digunakan di pesantren khususnya pesantren salaf umumnya merujuk pada kitab kuning berbahasa Arab, sehingga untuk memahaminya harus mengetahui gramatika bahasa Arab.

Penguasaan tata bahasa Arab seringkali dijadikan tolok ukur kualitas seorang santri untuk mendapatkan predikat kiai.

Oleh karenanya, ilmu nahwu menjadi santapan keseharian seorang santri dalam menuntut ilmu di pesantren.

Selain itu, terdapat jargon terkenal yang menjadi tradisi kebanggaan santri, yaitu “al sharfu umm al ulum wa al nahwu abuuhu” yang artinya shorof adalah ibunya ilmu sedangkan nahwu adalah bapaknya.

Secara umum, pengertian ilmu nahwu yaitu ilmu dasar dari bahasa Arab untuk mengetahui kedudukan kata dalam kalimat dan perubahan bentuk huruf atau harakat terakhir sebuah kata.

Ada beberapa kitab kuning yang menjelaskan ilmu nahwu sesuai dengan tingkatannya. Tingkatan tersebut dimulai dari yang terendah atau paling dasar diantaranya

  1. Kitab Wasilatul Wildan

Kitab Wasilatul Wildan merupakan karangan Syaikh Abdul Qodir Al-Jurjani. Kitab ini berbentuk nadhom yang berisi materi nahwu dasar secara singkat.

  1. Kitab Al-Ajurumiyyah

Tingkatan kitab nahwu selanjutnya adalah kitab Al-Ajurumiyyah. Kitab ini merupakan karangan Syaikh Muhammad bin Muhammad Daud Ash-Shonhaji atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ibnu Ajurum.

Baca Juga:  Imam Hambali, Tokoh Inspiratif Bukti Keteguhan dalam Memegang Prinsip

Jurumiyyah adalah kitab nahwu yang paling populer di kalangan para santri sebab isi materinya yang sistematis dan mudah dipahami. Penyusunan kitab ini yaitu dalam bentuk matan bukan nadhom.

Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa menghafal kitab bentuk matan lebih susah daripada menghafal kitab bentuk nadhom, akan tetapi melekatnya juga lebih lama dibandingkan dengan menghafal kitab bentuk nadhom.

  1. Kitab Al-‘Imrithi

Tingkatan kitab nahwu selanjutnya adalah kitab Al-‘Imrithi. Kitab ini merupakan karangan Syaikh Syarifuddin Yahya Al-‘Imrithi.

Isi Al-‘Imrithi merupakan pengembangan dari kitab Al-Ajurumiyyah dalam bentuk nadhom atau syair. Jumlah syairnya ada 204 buah.

  1. Kitab Alfiyah

Tingkatan kitab nahwu selanjutnya adalah kitab Alfiyah. Pengarang kitab ini yaitu Imam Ibnu Malik, seorang ulama asal Andalusia (Spanyol).

Kitab ini sangat populer di kalangan santri tingkat atas atau ulya’ dengan bentuk nadhom yang jumlahnya 1002 bait. Banyak kitab syarah (penjelasan) dari kitab Alfiyah ini.

Demikianlah beberapa kitab nahwu sesuai dengan tingkatannya. Semoga bermanfaat dan semangat menuntut ilmu. [] Nihayatur Rif’ah

Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah

Related Posts

Latest Post