Almuhtada.org – Saat kehidupan seseorang akan berkembang, yang mana artinya derajat seorang hamba diangkat oleh Allah subhanahu wata’ala, maka di situ pula Allah berikan ujian untuk seorang hamba-Nya. Di balik adanya ujian untuk seorang hamba, Allah subhanahu wata’ala selalu menitipkan pesan maupun reward setelahnya.
Mungkin hari ini kau murung hingga lupa bahwa beberapa hari lalu kau masih mengulum senyum. Mungkin hari ini hatimu begitu sempit, hingga kau lupa bahwasanya berapa hari yang lalu hatimu seluas dan selapang samudera.
Perubahan kondisi sebuah emosi itu ada. Allah subhanahu wata’ala menciptakan manusia disertai dengan hawa nafsu nya, juga disertai perasaan nya. Terkadang datang rasa bahagia terkadang juga datang rasa sengsara.
Di antara dua perasaan yang ada, semuanya merupakan bentuk ujian dari Allah untuk hamba-Nya. Dalam Qur’an Surat ke-21, Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
“… Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami.” (Q.S. Al-Anbiya’ /21;35)
Lalu apa tugas kita sebagai manusia?
Sebagai hamba yang taat pada Allah subhanahu wata’ala, tugas kita hanyalah menjalankan peran dengan baik tanpa perlu menyalahkan takdir. Ingatlah bahwasannya roda akan terus berputar.
Ingatlah ketika menderita bahwasanya pertolongan Allah itu nyata dan pasti ada. Ingatlah ketika kita menderita ada yang lebih menderita di luaran sana. Ingatlah ketika sedang berbahagia bahwasanya kebahagian di dunia itu datangnya sementara, sedangkan kebahagiaan akhirat itu akan selamanya. Jadi berada dalam dua hal ini kita harus tetap selalu mengingat Allah subhanahu wata’ala agar tidak terlena.
Dalam Qur’an Surat ke-7, Allah subhanahu wata’ala berfirman,
“… Dan Kami uji mereka dengan nikmat yang baik-baik dan bencana yang buruk-buruk, agar mereka kembali kepada kebenaran. (Q.S. Al-A’raf /7:168)
Hari-hari yang mungkin seharusnya memiliki makna kebahagiaan, namun tergantikan dengan kesengsaraan karena kesedihan yang mendalam memanglah berat. Namun menyerah untuk suatu hal bukanlah solusi dari masalah yang ada. Istirahat dengan memberi ruang sejenak untuk diri dapat kita lakukan untuk mengurangi beban yang ada.
Hari-hari kebahagiaan yang Allah beri di dunia bukanlah hanya untuk kesenangan semata. Melalui perantara kebahagiaan dunia Allah titipkan ujian berupa rasa syukur yang akan melekat pada seorang tersebut ataukah malah akan terlena.
Dan dari semua itu kita kembalikan pada Allah subhanahu wata’ala, karena dengan pertolongan-Nya lah kita dapat bertahan. Dengan pertolongan-Nya lah kita dapat melalui semuanya. Bahkan dengan kesabaran atas ujian yang Allah berikan untuk kita, Allah akan membalas beribu keistimewaan setelahnya.
Allah subhanah wata’ala berfirman dalam Qur’an surat ke-2
“Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” [] Rosi Daruniah
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah