Ada Apa dengan Lilin? Mengapa Kita Harus Bersikap Seperti Lilin?

Belajar dari Filosofi Lilin
Gambar Ilustrasi Belajar dari Filosofi Lilin (Freepik.com - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Lilin memberikan nilai pelajaran yang berharga, walaupun ukurannya kecil, sinarnya mampu menerangi kegelapan. Demikian pula dalam kehidupan, seberapa kecil pun peran yang kamu miliki, jangan ragu untuk menyebarkan kebaikan. Terangi duniamu dengan kebaikanmu, sekecil apapun itu.

Setiap lilin mengajarkan bahwa kecerahannya tidak terpengaruh oleh seberapa besar badai yang melanda. Begitu juga, kita perlu mempertahankan kekuatan dan keteguhan di tengah cobaan hidup, dan terus menyebarkan kehangatan meski dalam situasi sulit.

Lilin tetap menyala bahkan ketika terbakar. Sama halnya dengan kita, dalam menghadapi kesulitan dan tantangan, kita dapat menjadi lebih kuat dan bersinar lebih terang. Jangan biarkan apapun menghentikan semangatmu.

Ketika lilin menyala bersama, mereka menciptakan keindahan cahaya yang lebih besar. Begitu juga dalam hidup, kita dapat mencapai keberhasilan yang lebih besar dengan bekerja bersama dan saling mendukung.

Seperti lilin yang memberikan cahaya bagi orang di sekitarnya, kita juga memiliki potensi untuk mempengaruhi dan menerangi kehidupan orang lain. Jangan pernah meremehkan dampak positif yang dapat kita berikan.

Lilin mengajarkan bahwa terkadang, untuk melihat keindahan dalam kegelapan, kita perlu bersabar dan percaya bahwa setiap kesulitan akan berakhir. Hidup penuh liku-liku, tetapi kita memiliki kekuatan untuk terus melangkah dan mencapai puncak.

Doa agar diberi semangat dalam menjalani kehidupan:

اللّهُمَّ وَفِّقْنَا لِطَاعَتِكَ وَأَتْمِمْ تَقْصِيْرَنَا وَتَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ والحمد لله رب العالمين

Baca Juga:  Memaknai Qurban Dalam Konteks Hablun Min Allah Dan Hablun Min An-Naas

Allahumma waffiqna li tha’atika, wa atmim taqshirana, wa taqabbal minna, innaka antas sami’ul ‘alim. Wa shallallahu ‘ala sayyidina muhammadin wa ‘alihi wa shahbihi wa sallam. Walhamdulillahi rabbil ‘alamin.

Artinya: Ya Allah, bimbinglah jalan kami pada jalan ketaatan kepada-Mu, sempurnakanlah kekurangan kami, terimalah ibadah kami. Sungguh, Kau Maha mendengar lagi mengetahui. Semoga Allah melimpahkan selawat dan salam-Nya kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya.

Dapat diambil dari kisah salah seorang nabi yang bernama Nabi Ayyub. Sosok nabi yang dikenal sangat sabar dan tabah atas ujian yang telah menimpa kepadanya.

Nabi Ayyub, seorang utusan Allah, menikmati hidup yang penuh keberkahan. Namun, Tuhan mengujinya dengan cobaan yang sangat berat, mencabut kesehatan, harta, dan keluarganya, meninggalkannya dalam keadaan sulit.

Meskipun mengalami penderitaan fisik yang parah, Nabi Ayyub tetap menunjukkan kesabaran dan tawakal kepada Allah. Tanpa mengeluh atau menyimpang dari iman, bahkan ketika istrinya khawatir dan menyarankan agar Nabi Ayyub meminta pertolongan, beliau dengan penuh kesabaran menyatakan, “Kita menerima baik dan buruk dari Allah, kita harus bersyukur dalam setiap keadaan.”

Tepatnya terdapat pada surat Al Anbiya ayat 83. Berikut bacaannya.

أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ

Rabbahu anni massaniyad-durru wa anta ar-hamur-rahimin.

Artinya: Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.

Baca Juga:  Jika Bukan Kita yang Peduli, Siapa Lagi?

Dalam derita yang berkepanjangan dan kesakitan yang telah dihadapinya selama bertahun-tahun, Nabi Ayub tetap setia memohon pada Allah. Meskipun belasan tahun berlalu, ia tidak pernah kehilangan keyakinan bahwa pertolongan Allah akan datang.

Allah kemudian mengabulkan doa Nabi Ayyub setelah ujian yang panjang, menyembuhkan penyakitnya, dan mengembalikan kehidupannya ke tingkat yang lebih baik. Kisah kesabaran Nabi Ayyub menjadi teladan tentang keuletan dan keteguhan dalam iman, mengajarkan umat manusia untuk selalu berserah diri kepada Allah dalam segala situasi.

Kisah ini memberikan pelajaran tentang kekuatan iman, keteguhan di tengah cobaan, dan urgensi bersabar dalam menghadapi ujian kehidupan. [] Fadhila Noria Salsabila

Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah

Related Posts

Latest Post