Almuhtada.org – Sholat merupakan tiang utama dalam Islam, Seorang muslim dapat diketahui mutu dan kwalitas dari ibadahnya dari seberapa khusyuknya dia sholat.
Apabila sholat-Nya bagus maka, bagus pula amalan yang lainnya. Adapun orang munafik yang mungkin sama sama mengerjakan sholat tapi ada indikator yang membedakan kwalitas sholatnya orang mukmin dengan sholatnya orang munafik.
Salah satu tanda yang membedakan keduanya adalah khusu’ atau tidaknya dalam menjalankan sholat. Orang yang munafik biasanya sholat tetapi yang berada dipikirannya bukan tertuju kepada Allah ta’alaa. Dia hanya mengerakkan badan dan hanya dianggap sebagai ibadah rutinitas.
Orang munafik cenderung memperhatikan bagaimana kondisinya ketika sholat dihadapan manusia daripada memperhatikan kondisi hatinya bersih atau malah sangat kotor. Hanya ibadah hanya dianggap sebagai tontonan yang harus dipamerkan ke orang disekitarnya.
Sholat hanya didirikan sebagai upaya untuk mendapatkan pujian dan pengakuan dari orang lain. Mereka hanya memeperlihatkan ketulusan iman padahal didalam hatinya berkebalikan dengan kebenarannya.
Selanjutnya, orang munafik akan terlihat rajin ketika berada di tempat umum, seperti di masjid. Namunx ketika berada didalam ruangan pribadinya dia akan menjadi orang yang sama sekali tidak memperhatikan penampilan ibadahnya.
Mereka cenderung mengesampingkan shalat sunnah dan shalat malam (tahajjud), yang seharusnya menjadi tambahan ibadah sebagai bentuk kasih sayang kepada Allah.
Shalat mereka terbatas pada kewajiban fardhu tanpa upaya lebih untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui shalat sunnah.
Shalat seharusnya menjadi alat untuk memperbaiki akhlak dan perilaku, tetapi orang munafik tidak menunjukkan perubahan positif dalam perilaku mereka setelah shalat. Mereka tetap terlibat dalam tindakan dosa dan perilaku tercela tanpa upaya nyata untuk berubah.
Penting untuk mengenali contoh shalatnya orang munafik guna meningkatkan kesadaran umat Islam terhadap mutu ibadah. Islam mengajarkan bahwa shalat bukan sekadar rutinitas harian, melainkan juga sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperbaiki akhlak.
Oleh karena itu, bagi setiap Muslim, memeriksa niat dan kualitas shalat menjadi langkah penting untuk menghindari ciri-ciri kepalsuan dalam menjalankan ibadah tersebut. [] Lailia Lutfi Fathin
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah