Berhati-Hatilah denga Lisan: Bahaya Lisan yang Dapat Menimbulkan Racun Hati

Menjaga Lisan untuk Menghindari Berbicara Hal Buruk
Gambar Ilustrasi Menjaga Lisan untuk Menghindari Berbicara Hal Buruk (Freepik.com - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Lisan merupakan salah satu karunia yang telah Allah berikan kepada para hambanya. Namun, tak jarang lisan justru bisa menjadi bumerang bagi manusia itu sendiri.

Bahkan lisan ini menjadi salah satu sebab timbulnya racun hati dan di antara empat racun hati yang ada, Fudhulul Kalam (terlalu banyak atau terlalu berlebih dalam kata-kata) merupakan salah satunya.

Timbulnya perkataan dari lisan seseorang bisa menjadi cerminan atas keadaan hati orang tersebut. Sebagaimana Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan lurus iman seseorang sampai ia luruskan hatinya.

Tidak akan lurus hatinya sampai ia luruskan lisannya”. Dengan demikian seseorang yang baik tentu juga akan mengeluarkan perkataan-perkataan yang baik dari lisannya.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar, “Janganlah kalian berbanyak kata selain dizkrullah, jangan memperbanyak kalam, kata-kata selain berdzikir kepada Allah”.

Maka, jelas bahwa kita tidak dianjurkan untuk berbicara belebihan selain untuk berdzikir kepada Allah. Ucapan-ucapan yang berlebihan dan tidak berfaedah dapat menyebabkan kerasnya hati seseorang  sehingga akhirnya dapat menjadikan seseorang jauh dari Allah SWT.”

Umar bin Khatab berkata “Siapa yang banyak perkataannya, maka mudah untuk keliru, maka banyak kelirunya, siapa orang yang banyak kelirunya, maka banyak dosanya”. Untuk itu jelas bahwa kita sebagai manusia perlu untuk mengendalikan kalimat atau kata-kata apa saja yang keluar dari mulut kita.

Baca Juga:  Filosofi Keistimewaan Buah Delima dalam Islam

Hal ini sebagaimana hadist riwayat Abu Hurairah yang berbunyi “yang paling banyak manusia masuk ke dalam neraka, hal yang paling banyak itu karena mulut dan kemaluannya”.

Tak hanya itu, diriwayatkan dari At-Tirmidzi disebutkan bahwa “Sesungguhnya ada seseorang yang mengucapkan kalimat yang dia anggap biasa-biasa aja. Tapi karenanya dia terjun ke neraka sejauh 70 tahun”. Dengan demikian semakin jelas bahwa lisan bisa  menjadi bumerang bagi diri sendiri apabila kita tidak menjaganya dengan baik.

Menjaga lisan sendiri merupakan salah satu keselamatan yang jarang orang mengerti. Dalam sebuah hadist diriwayatkan bahwa Uqbah bin Amir bertanya kepada Rasulullah ‘Ya Rasulullah, apa keselamatan itu?’ dan Rasulullah pun menjawab ‘amsik ‘qlaika lisaanaka’ yang artinya jagalah lisanmu. Sebegitu pentingnya menjada lisan dalam islam.

Dengan demikian, mari kawan-kawan kita jaga lisan kita masing-masing. Gunakan lisan yang telah Allah titipkan ini untuk berkata-kata yang baik, terlebih untuk berdzikir kepada Allah.

Jangan sampai lisan yang kita miliki ini kita gunakan untuk berbicara atau berkata-kata yang tidak baik baik, atau bahkan berbicara terlalu banyak tanpa kebermanfatan di dalamnya. [] Khikmatul Laili

Editor: Mohammad Rizal Ardiansyahh

Related Posts

Latest Post