Kisah Abdullah Ayahanda Nabi Muhammad Yang Pernah Dijadikan Bahan Taruhan Dalam Nadzar Ayahnya

Kisah Abdullah yang Dijadikan Bahan Taruhan
Gambar Ilustrasi Kisah Abdullah yang Dijadikan Bahan Taruhan (Freepik.com - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Beliau adalah Ayahanda Rasulullah yang lahir dari seorang Ibu bernama Fathimah binti Amr bin A’idz bin Imran bin Makhzum bin Yaqzhah bin Murrah.

Abdullah adalah putra Abdul Muththalib yang paling istimewa dan sangat disayang olehnya. Abdullah inilah putra yang mendapat undian untuk disembelih dan dikorbankan sesuai dengan nadzar yang dibuat oleh Abdul Muththalib.

Ringkasnya, ketika Abdul Muththalib memiliki sepuluh anak dan menyadari bahwa tidak akan punya anak lagi, dia mengungkapkan nadzar yang pernah diucapkannya kepada anak-anaknya dan mereka patuh kepada nadzar tersebut.

Kemudian, dia menuliskan nama-nama mereka di anak panah untuk diundi, dan setelah anak panah dikocok, nama yang keluar adalah Abdullah, yang kemudian diserahkan kepada patung Hubal.

Sehingga Abdul Muththalib menuntun Abdullah di sisinya sambil membawa sebilah pedang, melangkah menuju Ka’bah dengan tujuan untuk mengorbankan anaknya.

Namun, sejumlah anggota suku Quraisy, terutama pamannya dari pihak ibu yang berasal dari Bani Makhzum dan saudaranya, Abu Thalib, menghalangi upaya tersebut.

Setelah mendapatkan pelarangan tersebut Abdul Muththalib menjadi bingung sehingga kemudian diantara orang-orang suku Quraisy tadi mengusulkan untuk menemui seorang dukun perempuan dan membuat Abdul Muththalib segera bergeras menemui dukun itu.

Ketika tiba di hadapan dukun tersebut, dia diminta untuk mengadakan undian dengan sepuluh ekor unta sebagai taruhannya. Jika hasil undian yang keluar adalah nama Abdullah, maka dia harus menambahkan sepuluh ekor unta lagi, dan demikian seterusnya, hingga mendapatkan ridho Tuhan.

Baca Juga:  Indahnya Kisah Cinta Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az Zahra, putri Rasulullah SAW

Apabila hasil undian menunjukkan nama “unta,” maka unta-unla inilah yang akan dikorbankan. Maka, dia meninggalkan tempat itu dengan hasil undian yang menunjukkan nama Abdullah.

Oleh karena itu, dia terus menambahkan sepuluh ekor onta setiap kali undian berikutnya, dan setiap hasil undian selanjutnya masih menunjukkan nama Abdullah, sehingga akhirnya mencapai jumlah seratus ekor onta.

Setelah itu, akhirnya hasil undian menunjukkan nama unta. Maka, unta-unta tersebut dijadikan sebagai pengganti untuk mengorbankan Abdullah. Daging-daging dari unta-unta tersebut dibiarkan tidak boleh dijamah oleh manusia ataupun binatang.

Penebusan atas tindakan membunuh yang berlaku di kalangan suku Quraisy dan bangsa Arab sebelumnya adalah dengan mengorbankan sepuluh ekor onta. Tetapi setelah peristiwa ini, jumlah penebusan tersebut meningkat menjadi seratus ekor onta..

Abdul Muththalib menikahkan anaknya Abdulah dengan Aminah binti Wahb bin Abdi Manaf bin Zuhrah bin Kilab, yang saat itu Aminah dianggap wanita paling terpandang di kalangan Quraisy dari segi keturunan maupun kedudukannya yang mana Bapaknya adalah pemuka Bani Zuhrah.

Abdullah hidup bersamanya di Makkah dan tak lama kemudian Abdul Muththalib mengutusnya pergi ke Madinah untuk mengurus perkebunan kurma. Sayangnya dia meninggal di sana.

Namun ada yang berpendapat bahwa Abdullah pergi ke Syam untuk berdagang, dan kemudian bergabung dengan rombongan dagang Quraisy. Kemudian, dalam perjalanan, dia singgah di Madinah ketika dalam keadaan sakit. Di Madinah, dia akhirnya meninggal dan dikuburkan di Darun-Nabighah Al-Ja’di.

Baca Juga:  Gambaran Kondisi Politik Bangsa Arab Sebelum Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Pada usia dua puluh lima tahun, Abdullah meninggal sebelum kelahiran Rasulullah. Harta warisan yang ditinggalkan Abdullah meliputi lima ekor onta, sekelompok domba, seorang pembantu wanita dari Habsy yang dikenal dengan nama Barakah dan kemudian mendapat julukan Ummu Aiman yang setelah itu merawat dan membesarkan Rasulullah. [] Sholihul Abidin

Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah

Related Posts

Latest Post