Almuhtada.org – Penyakit ain adalah penyakit non medis yang disebabkan pandangan seseorang namun menimbulkan rasa iri dan dengki tanpa disertai dzikir kepada Allah SWT.
Penyakit ain dalam pandangan islam dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
- Pandangan dari orang yang di dalam hatinya terdapat rasa hasad, dengki serta rasa ingin mencelakai orang yang dipandangnya.
- Pandangan kekaguman kepada seseorang namun timbul rasa dengki dan kekaguman tersebut tidak disertai dzikir kepada Allah SWT.
Sebagaimana dijelaskan oleh Al Lajnah Ad Daimah dalam fatwanya, “Ain dari kata ‘aana–ya’iinu yang artinya terkena sesuatu hal dari mata. Asalnya dari kekaguman orang yang melihat sesuatu, lalu diikuti oleh respons jiwa negatif, lalu jiwa tersebut menggunakan media pandangan mata untuk menyalurkan racunnya kepada yang dipandang tersebut.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Qalam ayat 51,
لَمَجْنُوْنٌ اِنَّهٗ يَقُوْلُوْنَ وَ الذِّكْرَ سَمِعُوا لَمَّا بِاَبْصَارِهِمْ لَيُزْلِقُوْنَكَ كَفَرُوْا الَّذِيْنَ يَّكَادُ وَاِنْ
Artinya: “Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengarkan Al–Qur’an dan mereka berkata: ‘Sesungguhnya ia (Muhammad) benar–benar orang yang gila.”
Ayat di atas menerangkan bahwa orang-orang kafir ketika mendengar al-Quran hampir memberikan tatapan mata jahat (serangan ‘ain) kepada Nabi Muhammad SAW karena kebencian mereka kepada beliau jika saja tidak ada penjagaan dan perlindungan Allah SWT.
Adanya penyakit ain juga disabdakan oleh Rasulullah SAW,
الْعَيْنُ سَبَقَتْهُ القَدَرَ سَابَقَ شَيْءٌ كَانَ وَلَوْ حَقٌّ، العَيْنُ
Artinya: “Ain adalah hak (benar). Seandainya ada sesuatu yang dapat mendahului takdir, niscaya ain-lah yang bisa mendahuluinya.” (HR. Muslim dan Tirmidzi)
Penyakit ain memberikan efek yang bermacam-macam. Ada yang bisa menyebabkan sakit, celaka, bahkan kematian. Penyakit ini sangat berbahaya karena tidak dapat terdeteksi secara medis dan siapapun bisa terkena, baik orang dewasa maupun anak-anak. Oleh karena itu, sebagai umat muslim harus mewaspadai penyakit ain.
Dalam buku Hishnul Muslim min Adzkaaril Kitabq was Sunnah oleh Syaikh Sa’id bin Ali bin Wahf Al-Qahthani menyebutkan beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk menghindari penyakit ain, yaitu:
- Melindungi diri sendiri dan orang lain yang dikhawatirkan terkena ain dengan berbagai bacaan dzikir, doa, surat al-muawwidzatain (surat Al-Falaq dan surat An-Nas) serta lafal ta’awwudz yang disyariatkan.
- Mendoakan keberkahan bagi orang yang dikhawatirkan akan terserang ain apabila dipandang, baik menyangkut diri orang tersebut, harta, anak, saudara atau hal lain yang mungkin menimbulkan kekaguman, dengan mengucap:
عَلَيْهِ بَارِكْ اللَّهُمَّ بِاللهِ إِلَّا قُوَّةَ لَا اللهُ شَاءَ مَا
Artinya: “(Inilah) apa yang dikehendaki Allah, tiada kekuatan selain dengan Allah, ya Allah berkahilah ia.”
- Tidak memamerkan apa pun yang mungkin dapat memunculkan kekaguman bagi orang yang menatapnya dan dikhawatirkan terkena ain.
Dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW mengajarkan doa agar terhindar dari penyakit ain,
لَامَّةٍ عَيْنٍ كُلِّ وَمِنْ وَهَامَّةٍ شَيْطَانٍ كُلِّ مِنْ التَّامَّةِ اللَّهِ بِكَلِمَاتِ أُعِيْذُكَ
Artinya: “Aku memohon perlindungan kepada Allah untuk kamu dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari semua setan dan binatang yang berbahaya serta dari ain yang mencela.” (HR. Bukhari)
Karena bahayanya penyakit ain, penting bagi kita untuk selalu waspada dan berdzikir serta meminta perlindungan kepada Allah SWT agar terhindar dari pandangan atau hal-hal buruk yang dapat menimpa kita dan orang di sekitar kita. [] Assyahla Hafidzah
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah