Almuhtada.org – Nabi Muhammad SAW merupakan panutan bagi semua umat islam, Beliau memiliki sifat-sifat yang begitu mulia. Salah satu kemuliaan sifat Nabi Muhammad dikisahkan dalam sebuah kisah yang sangat inspirasif. Mari kita simak cerita di bawah ini !
Alkisah di sudut pasar Madinah tinggallah seorang pengemis buta dari kaum Yahudi. Pengemis Yahudi tersebut merasa tidak suka, jijik dan muak bila mendengar orang menyebut nama Muhammad. Bahkan, menuduh Nabi Muhammad sebagai tukang sihir dan pembohong besar. Pengemis itu berkata bahwa semuanya harus mewaspadai Muhammad.
Tapi, Rasulullah SAW justru sama sekali tak membenci dan dendam kepada pengemis itu. Beliau malah membalas dengan tersenyum dan selalu bersikap lembut terhadap pengemis itu. Nabi juga rela meluangkan waktu paginya setiap hari untuk menyuapkan makanan kepada pengemis buta tersebut.
Kebiasaan tersebut terus berlanjut setiap harinya, tanpa pengemis itu tau kalau yang setiap pagi menyuapinya adalah Nabi Muhammad yang ia benci.
Setelah Rasulullah wafat, tidak ada lagi yang menyuapi pengemis tersebut. Aisyah RA memberitahu soal pengemis itu kepada Abu Bakar As Shiddiq, yang kemudian kebiasaan itu juga dilakukan oleh Abu Bakar tiap paginya.
Pada awal Abu Bakar menjumpai pengemis itu, Abu Bakar ditegur oleh si pengemis “Siapakah Engkau?”. Abu Bakar menjawab, “Aku orang yang biasa”.
Pengemis itu berkata lagi, “Bukan. Pasti engkau bukan orang yang biasa mendatangiku. Apabila ia datang, tanganku ini tidak akan memegang dan tak usah mulutku ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku. Dan, ia terlebih dahulu dihaluskan makanan tersebut, setelah itu ia berikan padaku”.
Mendengar ucapan si pengemis, air mata Abu Bakar jatuh dan berkata, “Aku memang bukan orang yang biasa datang kepadamu. Aku adalah salah satu sahabatnya. Orang yang mulia itu telah tiada. Ia merupakan Nabi Muhammad, Rasulullah SAW”.
Si pengemis itu pun seketika terkejut dan menangis mendengar penjelasan dari Abu Bakar. Dan ia berkata, “Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya tetapi ia justru tidak pernah memarahiku sedikit pun juga mendatangiku dengan membawa makanan tiap pagi, ia begitu mulia”.
Pengemis yang membenci Nabi Muhammad itu kemudian bersyahadat di hadapan Abu Bakar RA setelah ia tahu bahwa yang setiap pagi menyuapinya adalah Nabi Muhammad.
Kisah di atas mencerminkan sikap Rasul dalam menghadapi orang lain yang tidak suka dan menentangnya. Ia selalu bersikap ramah, baik hati, lembut, tak dendam, tak pula membenci.
Umat-umat muslim pada zaman Rasulullah meneladani sifat tersebut, sehingga terpancar keramahan dan kelembutan pada wajah mereka. Itulah salah satu faktor kenapa orang-orang kafir kaum Quraisy tertarik pada agama Islam. [] Dyta Wahyuning
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah