Bukan Sekadar Rutinitas, Dzikir Pagi dan Petang Ibarat Baju Besi Penjaga Jiwa!

Illustrasi orang yang sedang meromantisasi hidupnya dengan berdzikir (almuhtada.org - freepik.com)

almuhtada.org Pernahkah kamu merasa hari-harimu terkesan berat dan melelahkan?

Setiap hari ada saja cobaan yang tang menghampiri secara tiba-tiba tanpa kamu harapkan itu.

Kamu melihat orang-orang yang hidupnya baik-baik saja, penuh tawa, banyak keberhasilan, bagaimana perasanmu?

Baca Juga:  Apakah Duduk Iq'a dalam Shalat itu Sah atau Tidak? Simak Artikel Ini!

Pernahkah kamu menanyakan kepada orang tersebut amalan apa yang sebenarnya dilakukan hingga terasa ringan cobaannya.

Setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan, terkadang ada cobaan yang berat dan ada yang ringan.

Sering kali kita sebagai manusia belum mampu memahami tujuan dari cobaan tersebut, hingga suatu hari timbulnya berprasangka buruk, putus asa, dan iri dengki.

Padahal Allah sendiri sudah menjelaskan dalam al-qur,an bahwa cobaan adalah bentuk kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya. Lalu bagaimana kita menyikapinya.

Orang yang sukses sekarang, dia telah melewati berbagai cobaan dan tantangan yang datang bukan dari kemarin sore, namun seimbang dengan apa yang ia kerjakan.

Baca Juga:  Abu Bakar Ash-Shiddiq: Teladan Kejujuran dan Keimanan Tanpa Ragu

Begitupun dengan kamu, jika harimu terasa berat, ingat! Allah sedang merencanakan hal indah untukmu, cepat atau lambat pasti akan terjadi.

Jika hatimu butuh ketenangan, janganlah kau ceritakan kepada manusia, tetapi sebaik-baiknya tempat untuk berpasrah adalah Allah.

Allah sudah menunjukkan jalan kepada kita, seberat apapun cobannya kita harus mengingat Allah dan berprasangka baik kepada-Nya.

Dzikir adalah salah satu ibadah yang pahala dan manfaatnya sangat besar, dzikir dapat dilakukan di pagi dan menjelang malam.

Keutamaanya ibarat baju besi yang melindungi diri dari berbagai cobaan atau bahaya, nah bisa saja orang lain yang meromantisasi hidupnya dengan berdzikir, dia selalu dalam lindungan Allah dan memiliki ketenangan jiwa.

Karena kunci untuk memecahkan masalah adalah ketenangan jiwa di mana pikiran kita akan mudah merangsang energi positif yang kemudian memengaruhi perilaku dan perasaan kita.

Baca Juga:  Strategi Membangun Keluarga Sakinah di Tengah Maraknya Narasi Buruk Pernikahan

Menurut Ibnu Qayyim rahimahullah berkata “ Dzikir pagi dan petang seperti baju besi, semakin bertambah ketebalannya maka pemiliknya semakin tidak terkena (bahaya). Bahkan kekuatan baju besi itu bisa sampai memantulkan kembali anak panah sehingga berbalik mengenai pemanahnya sendiri’’.

Maksud dari kutipan tersebut adalah seperti halnya baju besi yang melindungi tubuh seorang prajurit di medan perang, dzikir juga menjadi “pelindung spiritual” yang menjaga hati dan jiwa dari serangan setan, rasa takut, kesedihan, dan kejahatan makhluk.

Semakin sering seseorang berdzikir dan semakin kuat keyakinannya, maka perlindungan yang ia dapatkan pun semakin tebal dan kokoh hingga tidak ada bahaya yang dapat menembusnya.

Lafadz dzikir yang kita baca dapat kita biasakan sebagai rutinitas, namun penting bahwa membangun komitmen itu didasari niat yang cukup. Kita dahulukan ibadah utama kita yaitu sholat.

Di selepas sholat dzikir perlu dibiasakan, walaupun hanya membaca 3 atau 4 lafadz tetapi sudah mampu menerapkan itu.

Jika kita merasa gagal di dunia, maka kita tidak boleh gagal untuk akhirat. Dzikir juga menjaga kita dari perbuatan maksiat seperti berzina, mencuri, berbohong dan lain sebagainya.

Jika hati kita bersih, niscaya Allah akan memudahkan segala urusan kita baik itu di dunia maupun di akhirat.

Baca Juga:  Healing Bukan Sekadar Liburan: Memahami Makna Pemulihan Mental yang Sebenarnya

Maka, kita perlu mengubah pola pikir kita untuk terus berharap dan pasrah hanya kepada Allah. Jika kita sering dikecewakan oleh manusia, berarti belum mendahulukan Allah dalam setiap urusan-urusan kita.

Allah sudah memberikan petunjuk dengan sebaik-baiknya tempat untuk meminta, memohon, dan merayu hanya kepada-Nya.

Pernahkah kamu, mendapatkan sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan kamu?

Disitulah letak keridhoan Allah kepadamu, jika setiap urusan kita meminta kemudahan kepada Allah, maka yang diharapkan jauh lebih baik dari apa yang kamu harapkan.

Kita tidak perlu merasa iri, dengki, terhadap pencapaian orang lain. Pastinya mereka juga tidak membangun secara instan namun sudah merasakan pahitnya kegagalan.

Kegagalan itu wajar saja, daripada kamu belum memantaskan diri untuk mencoba. Kalau dunia sedang tidak berpihak kepadamu, maka hari esok kamu akan memenangkannya.

Tetap lindungi dirimu dengan dzikir, sebaik-baik tempat berlindung hanya kepada Allah. Jadi, berhentilah untuk berharap kepada manusia, dan jangan berhenti untuk memaafkannya.

Karena, menurut hukum Law of Attraction, atau hukum tarik menarik. Setiap energi yang kita pancarkan adalah berhubungan dengan apa ayang terjadi kepadamu.

Baca Juga:  Cahaya Hidayah atau Cahaya Layar Ponsel : Saat Hati Lebih Nyaman di Dunia Maya

Jika kamu mudah memaafkan manusia, maka alam semesta memaafkanmu jika kamu melakukan kesalahan dan memengaruhi orang-orang di sekitarmu.

Artinya, tetap berprasangka baiklah kepada Allah dan manusia dan kejarlah akhiratmu jika duniamu belum berhasil walaupun sudah diusahakan.

Tetap mengingat Allah di berbagai situasi apapun agar kita jauh dari bahaya seperti baju besi yang melindungi jiwa dan raga kita. [Najwa Khofifaahtul Azizah]

 

Related Posts

Latest Post