almuhtada.org – Perkembangan Islam sejak abad ke-7 telah melahirkan berbagai peradaban besar di dunia, termasuk di kawasan Asia Selatan. Salah satunya adalah Imperium Mughal. Kekaisaran ini memadukan budaya Asia Tengah dan lokal India, serta menjadi salah satu kekuatan politik dan peradaban paling berpengaruh dalam sejarah Barat (India).
Sejarah panjang Imperium Mughal pertama kali dijejaki oleh seorang pemuda bernama Zahiruddin Muhammad Babur, yang memiliki darah campuran Turki dan Mongol. Babur dilahirkan pada 1483 M di Ferghana, sebuah kawasan yang terletak di Asia Tengah. Sejak usia belia, Babur kecil sudah bersahabat dengan getir manisnya dunia perpolitikan serta konflik bersenjata.
Nasib mengantarkan Babur pada situasi yang memaksa. Setelah mengalami kekalahan dalam perebutan wilayah kekuasaan di kampung halamannya, sang pangeran muda ini memandang jauh ke selatan, ke tanah Hindustan yang terkenal subur dan kaya akan potensi alamnya. Namun, mewujudkan cita-cita menguasai India tidaklah semudah membalik telapak tangan. Pada masa itu, sub kontinen India terpecah-pecah menjadi berbagai kerajaan yang saling bersaing, dengan Kesultanan Delhi di bawah pimpinan Dinasti Lodi sebagai salah satu kekuatan dominan.
Momen penentu terjadi pada 1526 M ketika Babur memimpin ekspedisi militernya dalam Pertempuran Panipat. Dalam konfrontasi ini, Babur menunjukkan kehebatannya sebagai seorang ahli strategi perang dengan memanfaatkan teknologi persenjataan yang sangat revolusioner. Keahlian taktis dan inovasi persenjataan ini membuahkan hasil gemilang. Sultan Ibrahim Lodi tumbang bersama pasukannya. Peristiwa ini menjadi tonggak sejarah yang menandai kelahiran era baru di India.
Setelah berhasil merebut tahta Delhi, visi Babur tidak terbatas pada ekspansi teritorial semata. Dia mulai merancang struktur pemerintahan yang solid dengan memadukan warisan budaya Asia Tengah yang dibawanya dengan kearifan lokal India yang telah mengakar. Walaupun kepemimpinannya berlangsung singkat, yakni hanya empat tahun sebelum akhirnya wafat pada 1530 M, kontribusi Babur dalam pembangunan fondasi kekaisaran sangatlah besar.
Tongkat estafet kepemimpinan kemudian beralih kepada Humayun, putra Babur, yang melanjutkan misi memperkokoh dan mengembangkan wilayah kekuasaan Mughal. Meski sempat mengalami masa-masa sulit, termasuk pengasingan sementara dari tanah India, silsilah dinasti Mughal berhasil mempertahankan eksistensinya. Puncak keemasan akhirnya tercapai saat Jalaluddin Akbar, cucu Babur, naik tahta dan membawa kekaisaran mencapai kejayaan tertingginya.
Pendirian Imperium Mughal bukan sekadar tentang perluasan kekuasaan politik saja tapi juga sintesis budaya dan kemajuan peradaban yang menjadi identitas unik kekaisaran tersebut. Dari awal yang penuh pergolakan dan ketidakpastian, Mughal berkembang menjadi salah satu entitas politik terkuat dan paling berpengaruh dalam catatan sejarah Asia Selatan. [Moh. Zadidun Nurrohman]