almuhtada.org – Kekayaan bahasa Arab salah satunya terletak pada puisi. Istilah tersebut dalam bahasa Arab menyebutnya syiir Arab. Masyarakat jahiliah terkenal dengan otak yang cerdas sehingga mereka pandai dalam membuat syair dan menjadi penyair.
Ketika Islam datang dan Rasulullah menyampaikan wahyu Allah yaitu Al-Qur’an, tidak ada satu pun penyair yang dapat mengalahkan Al-Qur’an. Karena Al-Qur’an adalah bahasa dan sastra yang paling baik dan sampai kapan pun tidak ada yang bisa menandinginya.
Kali ini kita tidak akan membahas tentang Al-Qur’an tapi syair. Selain masyarakat jahiliah banyak dari orang-orang yang pandai merangkai syair Arab, salah satunya adalah Al-Mutanabbi.
Al-Mutanabbi adalah seorang penyair terkenal pada masa dinasti Abbasiyah. Beliau berasal dari Kuffah, Irak. Nama aslinya adalah Abu Thayib Ahmad bin Hussayn dan Al-Mutanabbi adalah julukan dari masyarakat sekitar untuk beliau.
Al-Mutanabbi jika diartikan bermakna orang yang mengaku nabi, namun mengapa masyarakat menjulukinya Al-Mutanabbi apakah mereka tidak percaya bahwa Rasulallah adalah nabi akhir zaman?
Al-Mutanabbi memiliki banyak cerita yang kontroversial dan mengesankan. Beliau pernah singgah di daerah bani Adi, Irak. Kemudian ia diminta untuk menunggangi unta liar betina milik salah satu penduduk setempat, sebagai gantinya jika bisa menjinakkan unta tersebut maka masyarakat akan mengakui Al-Mutanabbi adalah nabi dan Al-Mutanabbi berhasil menjinakkannya.
Dalam cerita lain, ada seorang yang terluka akibat sayatan pisau. Kemudian Al-Mutanabbi meludahi luka tersebut dan akhirnya luka itu sembuh. Hal ini sangat membuat masyarakat lebih percaya bahwa Al-Mutanabbi adalah nabi.
Kemudian Ibrahim Al-Yajizi seorang pakar bahasa dan sastra merespon kisah-kisah tersebut adalah fiktif belaka. Dan ia pun membukukan karya-karya dari Al-Mutanabbi yang sekarang dikenal dengan kitab “Diwanul mutanabbi”.
Banyak dari sastrawan yang menganggap julukan Al-Mutanabbi diberikan karena beliau sangat ahli dalam bahasa dan sastra sehingga dijuluki nabi sastrawan.
Al-Mutanabbi wafat pada tahun 965 di Baghdad, ada yang menyebutkan bahwa beliau dibunuh karena membuat syair hinaan untuk Dabbah Al-Asadi. Sehingga sebagian masyarakat tidak terima dengan penghinaan tersebut. [] Nabila Putri