almuhtada.org- Pernikahan dalam Islam bukan sekadar ikatan lahiriah antara dua insan, melainkan juga perjanjian sakral (mîtsâqan ghalîzhâ) di hadapan Allah SWT. Dalam menjalani bahtera rumah tangga, keimanan dan ketakwaan menjadi fondasi utama. Oleh karena itu, memilih suami yang sholeh adalah langkah awal yang sangat menentukan dalam membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah.
Mengapa Harus Memilih Suami yang Sholeh?
- Pemimpin Rumah Tangga yang Taat kepada Allah
Dalam Islam, suami memiliki peran sebagai qawwam (pemimpin) dalam keluarga, sebagaimana disebutkan dalam QS. An-Nisa: 34:
اَلرِّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النِّسَاۤءِ بِمَا فَضَّلَ اللّٰهُ بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍ وَّبِمَآ اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَالِهِمْۗ
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain (perempuan) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari hartanya…”
Seorang pemimpin yang sholeh akan memimpin keluarganya bukan dengan hawa nafsu, tetapi dengan petunjuk Allah. Ia bertanggung jawab tidak hanya atas nafkah lahir, tetapi juga membimbing istri dan anak-anak menuju ketaatan.
- Memberi Teladan Akhlak dan Ibadah
Suami yang sholeh menjadi panutan dalam perilaku, ibadah, dan tutur kata. Ia menjaga shalat berjamaah, membaca Al-Qur’an, menjaga lisannya, dan menjauhkan keluarganya dari perbuatan dosa. Keteladanan ini akan membentuk lingkungan rumah yang islami dan penuh keberkahan.
- Membangun Rumah Tangga yang Penuh Doa dan Kasih Sayang
Suami yang sholeh selalu berdoa dan bersyukur atas nikmat keluarganya. Ia tahu bahwa keberhasilan rumah tangga bukan hanya karena usaha duniawi, tetapi juga atas pertolongan Allah. Ia juga akan senantiasa mendoakan kebaikan untuk istrinya, sebagaimana Nabi Muhammad ﷺ selalu memuliakan istri-istrinya.
- Mendidik Anak dengan Nilai-nilai Islam
Pernikahan bukan hanya untuk dua insan, tapi juga untuk melahirkan generasi rabbani. Suami yang sholeh akan mendidik anak-anaknya dengan nilai iman dan akhlak mulia. Ia sadar bahwa anak adalah amanah yang harus diarahkan agar menjadi penyejuk mata di dunia dan akhirat.
Dampak Buruk Jika Mengabaikan Kriteria Keimanan
Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
إِذَا خَطَبَ إِلَيْكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِيْنَهُ وَخُلُقَهُ فَزَوِّجُوْهُ، إِلاَّ تَفْعَلُوا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ وَفَسَادٌ عَرِيْضٌ
“Apabila datang kepadamu seorang laki-laki yang engkau ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (HR. Tirmidzi)
Hadis ini menegaskan bahwa mengabaikan kriteria keimanan dan akhlak dapat menimbulkan penyesalan dan kekacauan dalam rumah tangga. Kriteria duniawi seperti harta dan rupa bukan jaminan kebahagiaan bila tak diiringi keimanan.
Menikah bukan hanya untuk menjalani hidup bersama, tetapi juga untuk menyempurnakan agama dan mencari ridha Allah. Oleh karena itu, penting bagi setiap muslimah untuk menjadikan keshalihan sebagai prioritas utama dalam memilih suami. Seorang suami yang sholeh akan mengantarkan istrinya tidak hanya kepada kebahagiaan dunia, tapi juga keselamatan akhirat.
“Wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pula…”
وَالطَّيِّبٰتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَالطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبٰتِۚ
(QS. An-Nur: 26)
Semoga Allah membimbing kita semua untuk memilih dan menjadi pasangan hidup yang sholeh dan sholehah, serta diberikan keberkahan dalam setiap langkah kehidupan. [] Muhammad Nadif