almuhtada.org – Stres adalah bagian tak terhindarkan dari kehidupan manusia modern. Setiap orang, tanpa memandang latar belakang sosial-ekonomi atau usia, pasti pernah mengalami kegagalan atau ketidaksesuaian antara kenyataan dan harapan yang dihadapi.
Kondisi ini dapat memicu perasaan tidak nyaman seperti sedih, cemas, ragu, atau bingung, yang merupakan ciri gangguan psikis yang dikenal sebagai stres. Penting untuk menyikapi dan mengelola stres dengan baik agar kualitas hidup kita menjadi lebih baik.
Apa Itu Stres?
Stres didefinisikan sebagai respons tubuh yang diakibatkan oleh tuntutan dari luar diri individu yang melebihi kemampuan seseorang untuk memenuhi, mengatasi, dan menyelesaikan masalah tersebut.
Hans Selye, yang dipandang sebagai tokoh utama dalam kajian stres, juga mendefinisikannya sebagai respons non spesifik tubuh terhadap segala tuntutan yang ada. Stres ini dapat dipicu oleh berbagai faktor seperti trauma, ketegangan saraf, kelelahan otot, atau masalah lingkungan.
Dua Sisi Mata Uang Stres: Positif dan Negatif
Meskipun sering kali berkonotasi negatif, stres sebenarnya memiliki dua sisi. Para ahli mengelompokkan stres menjadi dua jenis utama berdasarkan efeknya:
1. Eustress (Stres Positif)
Ini adalah jenis stres yang bermanfaat. Eustress menimbulkan stimulasi dan kegairahan, serta dapat meningkatkan motivasi berprestasi dan kinerja, yang pada akhirnya menghasilkan inovasi dan kreativitas.
Contohnya, tekanan tugas kuliah yang harus diselesaikan dalam waktu singkat dapat memotivasi mahasiswa untuk belajar lebih giat dan menyelesaikan tugas dengan baik.
2. Distress (Stres Negatif)
Ini adalah jenis stres yang membahayakan. Distress muncul ketika tuntutan melebihi batas toleransi dan tidak dapat dikelola dengan tepat, menyebabkan kecemasan.
Dampak negatif distress meliputi gangguan fisik dan mental seperti mual, diare, cemas, penurunan daya ingat, dan kelelahan. Stres jenis inilah yang membutuhkan pengelolaan agar tidak berkepanjangan dan berdampak lebih serius.
Mengelola Stress dengan Pendekatan Islami
1. Sholat (Salat)
Sholat memiliki pengaruh luar biasa untuk mengatasi rasa galau, gundah, dan cemas. Dengan sholat secara khusyuk, berserah diri total kepada Allah, dan meninggalkan problematika kehidupan, seseorang akan merasa tenang, tenteram, dan damai.
Kekuatan spiritual yang dihasilkan dari hubungan dengan Tuhan saat sholat dapat menghilangkan stres, menyingkirkan kelemahan, dan menyembuhkan berbagai penyakit. Penelitian menunjukkan sholat Tahajud mampu menurunkan tingkat stres santri, mengubah perasaan pesimis menjadi optimis dan percaya diri.
2. Dzikir
Dzikir berarti mengingat Allah. Amalan dzikir memiliki daya relaksasi yang dapat mengurangi ketegangan (stres) dan mendatangkan ketenangan jiwa. Dengan mengucapkan kalimat-kalimat dzikir seperti “La ilaha illallah” (kalimat tauhid) dan “Astaghfirullahaladzim” (istighfar), serta “Subhanallah”, “Alhamdulillah”, dan “Allahu Akbar”, individu dapat merasakan ketenangan, meningkatkan kekuatan mental, dan mengurangi ketegangan.
Dzikir dapat memicu pengeluaran cairan endorfin di otak yang menimbulkan ketenangan dan kedamaian, serta meningkatkan sistem imunitas tubuh. Banyak penelitian membuktikan efektivitas dzikir dalam menurunkan stres dan kecemasan.
3. Membaca Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman. Membacanya secara rutin, bahkan tanpa memahami artinya, dapat memberikan relaksasi, menghilangkan kebosanan, kelelahan, depresi, dan stres.
Dengan memahami, merenungi, dan mengamalkan makna ayat-ayatnya (tadabbur), Al-Qur’an dapat menjadi motivasi, penyemangat, dan membantu individu mempersepsikan kejadian hidup secara positif.
Stres adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan, namun dapat dikelola dengan baik. Memahami jenis-jenis stres (eustress dan distress) serta mengenali gejalanya adalah langkah awal yang penting.
Dengan menerapkan kombinasi pendekatan psikologis (seperti manajemen waktu, relaksasi, dan meditasi) dan pendekatan Islami (melalui sholat, dzikir, dan membaca Al-Qur’an), individu dapat menurunkan bahkan menghilangkan beban stres yang dialami. Mengamalkan ibadah-ibadah dalam Islam secara benar akan memberikan manfaat besar dalam pengelolaan stres. [Khariztma Nuril Qolbi Barlanti]