almuhtada.org – Tumandar binti Amru bin Sharid bin Al Usoyyah as Sulamiyah, putri dari bani sulaim. Beliau dikenal dengan nama Al Khansa sebagai seorang penyair yang hebat, beliau memiliki syair-syair yang sangat indah, salah satunya yaitu syair mengenai kedua saudaranya yang telah wafat.
Melalui syairnya itu beliau merasakan kehilangan yang sangat dalam, sehingga Ummar bin Khattab menegurnya dan mengatakan bahwa orang kafir tidak layak untuk diratapi, Al-Khansa menjawab perkataan Ummar ” justru itu wahai Ummar, saat jahiliyah dulu aku meratapinya karena kesedihan dan kehilangan, namun sekarang aku meratapinya karena kasihan pada mereka yang tidak sempat beriman pada Allah dan Rasulnya”.
Terdapat perbedaan yang sangat signifikan terhadap perubahan sikap Al Khansa ketika menghadapi kehilangan paman dan kakaknya ini. Dulu ia bersyair karna kesedihan dan ratapan kehilangan, sekarang bersyair untuk kedua kerabatnya karena kasihan akan kerabatnya yang tidak sempat menyentuh Islam.
Rasulullah pun mengakui dan membanggakan Sayyidah Khansa sebagai seorang perempuan penyair yang beriman yang mengungguli umru’ul qais yang pada saat itu dianggap sebagai salah satu penyair terhebat di Arab.
Al Khansa memiliki empat orang putra, ia mendidik putranya dengan didikan yang luar biasa sebagai para lelaki yang siap berjuang dan berjihad fisabilillah. Suatu hari dikisahkan saat menjelang perang qodisiyah, perang antara kaum muslimin dengan kemaharajaan persia.
Ke empat putra al khansa mengikuti perang atas izin Al Khansa. Pada sAat itu pasukan muslimin berjumlah 30 ribu orang, sedangkan pasukan Persia berjumlah 300 ribu. Meskipun begitu tidak menyurutkan keempat putra Al Khansa dalam berjihad.
Qodarullah pada hari pertama berperang melawan Persia putra-putra Al Khansa Syahid, gugur dalam perang qadisiyah. Kabar ini pun sampai Al Khansa. Mengetahui berita tersebut reaksi Al Khansa sangat luar biasa sebagai seorang ibu yang beriman.
Setelah mendengar berita tersebut Khansa keluar untuk membagikan makanan dan manisan pada tetangga dan orang yang ada di sekitarnya, beliau berkata “segala puji bagi Allah yang telah memuliakan aku dengan syahidnya keempat anakku”, sehingga Al Khansa terkenal dengan kisahnya yang menyikapi kehilangan putra-putranya dimedan perang.
Bahkan bangga karena putranya diberi kemuliaan hingga membuatnya bersedekah makanan dan manisan pada tetangganya sebagai wujud syukurnya kepada Allah yang telah memberikan kemuliaan kepadanya. Sejak hari itu Al Khansa diberi gelar sebagai Ummu Syuhada atau Ibunda para syahid []Nur Laila Fithriani.