Jangan Meremehkan Hal ini ! Agar Amal Kebaikanmu Tidak Rusak

Ilustrasi seseorang yang sedang bersedekah (freepik.com - almuhtada.org)
v

almuhtada.org – Segala amal kebaikan yang dilakukan oleh manusia tentu akan mendapatkan sebuah balasan. Dalam islam, Allah SWT akan memberikan balasan yang lebih besar kepada seseorang yang melakukan amal kebaikan dengan pahala yang berupa kebaikan dunia maupun akhirat. Akan tetapi, amal kebaikan yang kita lakukan ini ternyata bisa menjadi hal yang sia-sia dan bisa merusak kebaikan itu sendiri jika kita meremehkan satu hal ini.

Syekh Abu Hasan Asy-Syadzili mengatakan bahwa “Berhati-hatilah dengan mengungkit-ungkit amal baik, karena mengungkit-ungkit amal baik dapat merusak kebaikan”. Jadi dari perkataan beliau ini, mengungkit-ungkit kebaikan adalah penyebab yang menjadikan amal kebaikan yang telah kita lakukan ini sia-sia dan merusak kebaikan itu sendiri. Meskipun demikian, hal ini seringkali dianggap remeh oleh beberapa orang. Lalu, apakah alasan yang menjadikan hal tersebut dapat merusak kebaikan?

Ketika seseorang telah melakukan kebaikan, kemudian ia mengungkit-ungkit atau membicarakan kebaikan tersebut, maka akan memuunculkan resiko besar bahwa niat awalnya yang tulus berubah menjadi ajang pamer atau pencarian pengakuan. Dalam islam, keikhlasan seseorang dalam melakukan suatu amal adalah inti dari amal ibadah dan amal sholeh. Jika suatu amal kebaikan dilakukan karena ingin mendapatkan sebuah pujian atau pengakuan, maka pahalanya bisa berkurang atau bahkan hilang.

Jalaludin Rumi juga seringkali menekankan pentingnya keikhlasan dalam beribadah dan beramal. Dalam syairnya beliau berkata “Berbuat baiklah, lalu lupakan. Biarkan itu  menjadi rahasia diantara kamu dan Tuhanmu”. Kalimat ini mengingatkan kita semua bahwa amal kebaikan seharusnya seperti matahari yang bersinar tanpa mengumumkan sinarnya, atau seperti akar sebuah pohon yang memberikan kehidupan dari dalam tanpa meminta pengakuan.

Baca Juga:  Langkah Kecil yang Mengantar ke Surga: Kisah Tukang Sapu Masjid

Jadi, jangan pernah merasa bangga atas amal kebaikan yang pernah kita lakukan, yang seolah-olah semua itu hasil usahanya sendiri. Padahal, kemampuan seseorang untuk melakukan kebaikan itu sendiri adalah karena karunia dari Allah SWT. Cara terbaik untuk menjaga kebaikan tetap murni adalah melakukannya dengan niat yang tulus karena Allah SWT kemudian melupakannya, tanpa mengharapkan balasan dan pujian dari manusia.

 [] Sahrul Mujab

 

 

 

 

Related Posts

Latest Post