almuhtada.org – Kita mungkin sering dengar kalimat seperti, “Belum dapat hidayah,” atau “Nanti saja, kalau sudah dapat panggilan hati”. Mungkin kalimat ini akan dilontarkan oleh orang yang masih ragu untuk berubah, menunda-nunda, atau bahkan menyerah dengan keadaan dirinya.
Padahal, kalau kita renungkan baik-baik, hidayah bukan sesuatu yang datang begitu saja tanpa usaha. Ibaratnya, seperti kita yang menyusuri jalan, namun kita tidak ada niatan untuk mencari sesuatu di sepanjang jalan tersebut, maka kita tak akan menemukan apapun di sepanjang jalan.
Beda halnya ketika kita ingin mencari penjual ayam di sepanjang jalan, mata kita pasti akan melihat kemana-mana untuk mencarinya.
Maka sama seperti hidayah, ketika kita tidak ingin mencarinya maka ia tak muncul, namun ketika kita ingin mendapatkannya lalu mencarinya, maka hidayah itu pasti datang,
Dalam Al-Quran, Allah memberikan jaminan bagi mereka yang mau berusaha mencari hidayahNya, ayat tersebut berbunyi:
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk mencari keridhaan Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ankabut: 69)
Ayat ini menjelaskan cara Allah menunjukan kasih sayangnya dengan kalimat yang sangat indah, namun sekaligus tegas. Allah menjanjikan hidayah bagi siapa pun yang bersungguh-sungguh mencarinya. Artinya, hidayah itu tidak datang pada orang yang diam, apalagi berpaling. Ia datang pada orang yang mau melangkah.
Hidayah tidak hanya didapat lewat hal besar seperti hijrah total atau mendadak menjadi alim. Ia justru berawal dari langkah-langkah kecil yang dilakukan dengan konsisten dan ikhlas. Beberapa contohnya:
- Membaca Al-Qur’an meski satu ayat sehari
Satu ayat bisa menyentuh hati lebih dalam daripada seribu kata manusia. Saat kita mulai membuka mushaf, sebenarnya kita sedang membuka pintu cahaya.
- Mengikuti kajian atau komunitas baik
Berkumpul dengan orang-orang yang mengingatkan kita kepada Allah bisa memperkuat iman. Hidayah sering kali datang lewat perantara lingkungan.
- Meninggalkan dosa-dosa kecil
Tidak mudah memang, tapi dengan niat untuk berubah sedikit demi sedikit, Allah akan membantu kita. Bahkan niat saja sudah dicatat sebagai pahala.
- Berdoa sungguh-sungguh minta petunjuk
Jangan meremehkan kekuatan doa. Karena hati itu milik Allah, dan hanya Dia yang bisa membolak-balikkan hati kita.
Dalam menjemput hidayah, kita juga perlu menekankan ikhtiar, yaitu usaha aktif dalam memahami agama, pencarian ilmu secara terbuka dan bertanggung jawab serta pengamalan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, hidayah bukan sekadar hadiah instan dari langit, melainkan hasil dari pencarian, perjuangan, dan kemauan untuk terus belajar dan memperbaiki diri.
Setiap orang pasti ingin hidupnya lebih tenang, hatinya lebih damai, dan jiwanya lebih kuat menghadapi dunia. Semua itu bisa dimulai dengan satu hal, yaitu hidayah dari Allah. Tapi, mari kita sadari bahwa hidayah bukan ditunggu. Ia harus dijemput.
Cukup dengan satu langkah kecil, satu doa lirih, satu perubahan sederhana, Allah Maha Melihat dan Maha Menuntun. Jangan ragu untuk mendekat kepadaNya. Jangan takut memulai. Karena saat kita berjalan mendekati Allah, Dia akan datang menghampiri kita lebih cepat.
“Barang siapa yang mendekat kepadaKu sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta…” (HR. Bukhari dan Muslim)
Semoga kita termasuk orang-orang yang tidak hanya menunggu, tetapi juga mau melangkah dan menemukan indahnya cahaya hidayah yang selama ini kita cari. []Pranita Wulan Andini
Editor : Juliana Setefani Usaini