almuhtada.org – Tak terasa, Ramadhan telah sampai di penghujung. Fase di sepuluh hari terakhir ini adalah puncak untuk memaksimalkan ibadah guna meraih malam yang paling mulia daripada 1000 bulan, yakni Lailatul Qadar.
Kita tentunya sering mendengar bahwa Lailatul Qadar adalah momentum di mana seluruh malaikat turun ke bumi untuk mengatur berbagai urusan, ketika itu rahmat dan ampunan Allah terasa mudah untuk diraih demi menjadi mukmin yang sesungguhnya.
Namun, di masa 10 hari terakhir ini banyak yang telah lalai, mereka disibukkan dengan persiapan Idul Fitri hingga lupa bahwa seharusnya inilah massa untuk semakin memperbanyak amalan.
Kita bisa lihat kemunduran ini di masjid, Shaf yang dahulu penuh hingga masjid tak mampu menampung seluruh jamaah, kini mulai leluasa akibat jama’ah berkurang. Kajian sore sebelum berbuka yang dahulunya sampai berdesakan hingga konsumsi takjil kurang, kini bahkan tidak sampai setengahnya.
Banyak orang yang kehilangan esensi dari bulan Ramadhan, mereka lebih tertarik dengan agenda bukber di luar sampai meninggalkan tarawih bahkan sholat wajib. Mall dan pasar mulai diserbu orang-orang yang mencari baju lebaran dan pernak-perniknya. Ramadhan Planner yang dahulu sering menjadi patokan dalam mengejar target kini mulai ditinggalkan. Astaghfirullah.
Sekarang, kita tanyakan pada diri sendiri, apakah di momen 10 hari terakhir ini kita telah memaksimalkan ibadah? Apakah kita mengalami peningkatan dari hari-hari sebelumnya, jangan sampai kita meninggalkan idealisme karena hal-hal yang bukan menjadi keharusan. Yuk mumpung Ramadhan belum berakhir, masih ada waktu untuk kembali menata target, jangan sampai ada penyesalan dalam diri kita. Karena, belum tentu di tahun depan kita bertemu lagi dengan bulan yang penuh akan keutamaan ini. [Hanum Salsabila]
Editor: Syukron Ma’mun