Percaya Diri dalam Pandangan Islam! antara Kekuatan Diri dan Ketaatan Kepada Allah

Orang yang Tersenyum Percaya Diri di Tengah Pikiran dan Tanggapan Orang Lain (Sumber : Freepik.com)

almuhtada.org – Apakah Anda pernah merasa ragu akan kemampuan diri sendiri? Atau mungkin Anda sering menghadapi dilema tentang pandangan percaya diri dalam Islam? Misalnya, Anda sering bertanya-tanya tentang dua konsep antara membangun kepercayaan diri dan rendah hati di hadapan Allah.

Percaya diri bukan tentang kesombongan dan merendahkan orang lain dengan menganggap bahwa diri sendiri lebih baik dari orang lain. Konsep percaya diri lebih kepada menyadari potensi dari diri kita sendiri, sifat baik yang sudah melekat pada kita yang dianugerahkan oleh Allah SWT. untuk kemudian menggunakannya di dalam hal-hal yang bermanfaat.

Mengenai percaya diri, mengutip dari Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi, seorang ulama kontemporer, beliau pernah mengatakan: “Percaya diri dalam Islam adalah keyakinan seorang Muslim akan kemampuannya untuk mencapai tujuan yang baik dengan izin Allah.”

Baca Juga:  Love Your Self!! Inilah 5 Cara yang dapat Kita Terapkan Agar Hidup Lebih Bahagia, Terlebih Para Woman

Lebih lanjut, konsep percaya diri bisa didekatkan lagi pada kita dengan melekatkan beberapa ayat Al-Qur’an di bawah ini.

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِيْٓ اٰدَمَ وَحَمَلْنٰهُمْ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنٰهُمْ مِّنَ الطَّيِّبٰتِ وَفَضَّلْنٰهُمْ عَلٰى كَثِيْرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيْلًاࣖ

“Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, Kami angkut mereka di darat dan di laut, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (Q.S Al-Isra: 70)

Ayat di atas menyatakan bahwa Allah sudah memuliakan manusia dengan kelebihan yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya. Maka, dengan kelebihan yang diberikan itu, kita sebagai umat muslim harus menggunakannya untuk sesuatu yang bermanfaat. Karena, tidaklah bermanfat seseorang jika ia menggunakan ilmunya hanya untuk kepentingannya sendiri, padahal bisa saja banyak orang yang bisa terbantu dengan kelebihannya yang dimiliki saat ini. Apalagi, jika alasan dari tidak disebarkan ilmunya hanya karena rasa tidak percaya diri dengan kemampuannya.

Baca Juga:  Love Your Self!! Inilah 5 Cara yang dapat Kita Terapkan Agar Hidup Lebih Bahagia, Terlebih Para Woman

Dalam suatu hadits, Rasulullah Saw. memberikan nasihatnya kepada umat Islam tentang rasa percaya diri dan kebermanfaatan. Pada suatu waktu, Rasulullah SAW bersabda, yang artinya:

”Janganlah kalian menghinakan diri kalian sendiri.”Para sahabat bertanya (dengan rasa heran),”Wahai Rasulullah Saw. bagaimana mungkin kami akan menjadikan diri kami sendiri hina?” Rasulullah Saw. menjawab,”Seseorang mengetahui bahwa ada sebuah perintah Allah yang wajib dia sampaikan (kepada orang banyak) namun dia tidak menyampaikannya.” Terhadap orang yang seperti ini, pada hari Kiamat kelak, Allah akan bertanya,”Apa yang telah menyebabkanmu tidak menyampaikan hal ini dan hal itu?” Ia menjawab,”Rasa takut terhadap manusia.”: Allah kemudian berkata,”Kepada-Ku lah engkau lebih pantas untuk takut.” (HR. Ibnu  Majah).

Hadits di atas menegaskan bahwa perlunya kita menyebarkan kebermanfaatan dengan tidak takut kepada manusia (yang dapat dimaknai menjadi “dengan tidak ragu dan malu akan kemampuan diri dihadapan manusia”). Melalui hadits di atas, penulis ingin mengajak kepada pembaca untuk tidak takut menyampaikan kebenaran dan kebermanfaatan, malahan Allah sendiri yang memerintahkan untuk itu!

Sebagai penunjang kepercayaan diri, ada sebuah ayat Al-Qur’an tentang tidak membandingkan diri:

وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللّٰهُ بِهٖ بَعْضَكُمْ عَلٰى بَعْضٍۗ

“Janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain.” (Q.S An-Nisa: 32)

Ayat di atas mengingatkan kita bahwa Allah SWT. telah menentukan karunia dan jalannya masing-masing kepada hamba-Nya. Maka, kita sebagai hamba-Nya harus menerima karunia yang diberikan, memaksimakan, dan menggunakannya untuk kebermanfaatan.

Baca Juga:  Hati-hati dengan Tipu Daya Iblis: Pelajaran yang dapat kita petik dari Kisah Nabi Adam Alaihissalam dan juga Siti Hawa

Selanjutnya, jangan lupa bahwa kita memiliki Allah SWT. yang akan menolong kita dalam kesulitan. Tidak ada alasan bagi kita untuk ragu dan takut hanya karena tatapan dan pikiran manusia (saat kita menyebarkan manfaat), sedangkan kita punya Allah di dekat kita. Hal ini tercantum dalam Q.S Al-Baqarah ayat 186.

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ

“Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Q.S Al-Baqarah: 186)

Kemudian, sadarilah bahwa iman yang kuat akan menjadi pondasi kepercayaan diri yang kuat pula. Allah SWT. berfirman dalam Q.S Ali ‘Imran ayat 139 yang berbunyi.

وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

“Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman.” (QS. Ali ‘Imran: 139)

Baca Juga:  Wajib Tahu! Berikut Beberapa Waktu Diharamkannya Sholat

Ingatlah bahwa selama kita masih beriman dan bertaqwa kepada Allah, Insya Allah derajat kita akan tinggi di sisi-Nya. Maka, janganlah terlalu merasa tidak berdaya, lemah, dan tidak memiliki kepiawaian, karena tetap saja yang pada akhirnya kita butuhkan adalah Rahmat-Nya. [Abian Hilmi]

 

Related Posts

Latest Post